Hitstat

18 November 2009

Yohanes Volume 8 - Minggu 4 Kamis

Memanggil dan Memulihkan Petrus (1)
Yohanes 21:15
“Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?” Jawab Petrus kepada-Nya: “Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya: “Gembalakanlah domba-domba-Ku.”

Ayat Bacaan: Yoh. 21:15; 18:17, 25, 27; 10:28

Dalam Yohanes 21:15, Tuhan Yesus berkata kepada Simon Petrus, “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih daripada mereka ini?” Di sini Tuhan memulihkan kasih Petrus kepada-Nya. Petrus sungguh mempunyai hati yang mengasihi Tuhan, tetapi Ia terlalu percaya kekuatannya sendiri. Tuhan mengijinkan Petrus gagal total, menyangkal Tuhan tiga kali di hadapan-Nya ( Yoh. 18:17, 25, 27), agar kekuatan alamiah dan percaya diri sendiri Petrus ditanggulangi. Hal ini sedikit banyak membuatnya kecewa. Karena itu Tuhan datang memulihkan kasih Petrus terhadap-Nya, menyuruhnya menggembalakan gereja Tuhan, dan mempersiapkan Petrus bagi mati martirnya di kemudian hari, sehingga ia tidak lagi percaya pada kekuatan alamiah diri sendiri dalam mengikuti Tuhan. Bagaimana Tuhan menanggulangi kekuatan alamiah Petrus? Dengan jalan menyingkirkan tangan-Nya dari dia untuk sementara waktu. Tuhan berkata bahwa seorang pun tidak akan merebut murid-murid dari tangan-Nya (Yoh. 10:28). Ketika Petrus terang-terangan tiga kali menyangkal Tuhan, ini berarti bahwa Tuhan sementara menyingkirkan tangan-Nya yang diletakkan padanya.
Kekuatan alamiah adalah sesuatu yang dapat kita kerjakan tanpa bantuan Allah. Misalnya, kita memberikan kepada seseorang suatu tugas untuk mengorganisir sesuatu—merencanakan pengabaran Injil atau merencanakan aktivitas pekerjaan rohani lainnya — karena dia adalah seorang yang berbakat sebagai organisator. Namun jika demikian, apakah orang itu akan benar-benar tekun berdoa? Jika dia telah terbiasa bersandar kepada bakat alamiahnya, boleh jadi dia merasa tidak perlu berseru kepada Allah. Kesulitan kita adalah kita dapat melakukan banyak perkara tanpa bersandar kepada Allah. Kita harus dibawa kepada suatu titik di mana meskipun kita sangat berbakat secara alamiah, tetapi tidak berani berkata apa pun, selain hanya bersandar kepada Dia. Bagaimana pun dalam sejarah kehidupan kita dengan Allah, kita harus mengalami jamahan tangan Allah yang menanggulangi kekuatan alamiah kita sehingga kita hanya berdiri di atas tumpuan hayat kebangkitan Kristus saja di mana kematian tidak memiliki kuasa apa-apa lagi. Puji Tuhan!

No comments: