Hitstat

10 December 2010

Roma Volume 4 - Minggu 3 Jumat

Berpaling ke dalam Roh, Diselamatkan dari Daging
Rm. 7:18, 20
Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik... Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya...

Ayat Bacaan: Rm. 3:20; 7:18; Hak. 2:21-3:4

Di dalam Roma daging ini disingkapkan sepenuhnya. Pemakaian kata “daging” dengan satu arti yang berbeda dengan yang ditemukan di dalam pasal lima sampai delapan. Roma 3:20 berkata, “Sebab tidak seorangpun/tidak ada daging yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat.” Di sini “daging” mengacu kepada persona, manusia. Di mata Allah setiap orang yang telah jatuh adalah daging. Maka, “daging” di dalam 3:20 ini menekankan pada totalitas diri manusia yang telah jatuh. Sebaliknya, di dalam Roma 7, “daging” hanya mengacu kepada bagian manusia, bukan mengacu pada seluruh diri manusia. Di dalam pasal tujuh “daging” menekankan pada dosa, bagian dari kita yang jahat, bagian yang dihuni oleh dosa. Roma 7:18 berkata, “Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia/daging, tidak ada sesuatu yang baik.” Tidak peduli betapa baiknya kelihatannya seseorang itu, sedikitnya ada satu bagian daripadanya, yaitu daging, yang adalah jahat.
Kita semua tahu bahwa marah terhadap suami atau istri atau anak-anak kita itu salah. Namun, jika kita mengasihi Tuhan dan mencari Dia, bahkan amarah kita pun akan bekerja sama untuk kita, karena hal itu akan memaksa kita untuk pergi kepada Tuhan. Setelah kita marah, kita mungkin merasa malu selama beberapa jam, tidak mau berdoa karena kita malu untuk berdoa. Namun, akhirnya kedambaan kita bagi Tuhan itu akan memaksa kita untuk berdoa, dan kita akan berdoa dengan sangat baik.
Jika kita tidak memiliki kegagalan, kita mungkin menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan betapa baiknya kita. kita tidak akan sungguh-sungguh berpaling ke roh. Inilah sebabnya mengapa Tuhan tidak segera memusnahkan semua musuh setelah bani Israel masuk ke dalam negeri yang baik itu (Hak. 2:21-3:4). Allah dengan cermat mengizinkan musuh-musuh tertentu untuk tetap ada untuk tujuan menguatkan bani Israel dan melatih mereka untuk berperang. Sama prinsipnya, daging dibiarkan di sini untuk kebaikan kita. Ini berarti bahwa, di dalam hikmat dan kedaulatan-Nya, Tuhan akan memakai daging untuk tujuan yang positif.

Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? (Rm. 7:24)

No comments: