Hitstat

28 December 2010

Roma Volume 5 - Minggu 2 Selasa

Bejana-Nya Untuk Kemuliaan
Roma 9:23
Justru untuk menyatakan kekayaan kemuliaan-Nya atas bejana-bejana belas kasihan-Nya yang telah dipersiapkan-Nya untuk kemuliaan.

Ayat Bacaan: Rm. 9:21; 2 Kor. 4:7; 2 Tim. 2:20-21

Roma 9:21 menyingkapkan maksud tujuan Allah dalam menciptakan manusia. Tujuan Allah adalah membuat manusia menjadi bejana untuk menampung diri-Nya sendiri. Kita sekalian wajib memahami sejelas-jelasnya bahwa kita adalah wadah Allah, dan Allah adalah isi kita (2 Kor. 4:7). Kita adalah bejana tanah liat, dan harta atau isinya adalah Allah sendiri. Allah dengan kedaulatan-Nya menciptakan kita menjadi bejana-Nya menurut penentuan-Nya. Kita adalah perabot rumah untuk maksud yang mulia. Karenanya kita harus menyucikan diri kita dari hal-hal yang jahat atau hina, agar kita menjadi kudus dan layak dipakai Tuhan (2 Tim. 2:20-21). Akan tetapi bisa menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia bukan hasil pilihan kita sendiri, melainkan dari kedaulatan-Nya. Demi kedaulatan-Nya, Allah menyatakan kemuliaan-Nya dengan membentuk bejana belas kasihan-Nya untuk menampung diri-Nya sendiri. Kedaulatan Allah adalah dasar dari pemilihan-Nya. Pemilihan-Nya tergantung pada kedaulatan-Nya.
Allah berkuasa membuat kita, yang dipilih dan bukan hanya dari antara orang Yahudi, tetapi juga dari antara orang bukan Yahudi, menjadi bejana belas kasihan-Nya, guna menampung-Nya agar kekayaan kemuliaan-Nya dapat dinyatakan. Menurut kuasa kedaulatan-Nya itu, Ia sejak dini telah mempersiapkan kita untuk kemuliaan-Nya ini. Kita telah ditentukan sejak semula oleh kedaulatan-Nya menjadi bejana, yaitu bejana mulia untuk mengekspresikan hakiki-Nya dalam kemuliaan.
Allah menciptakan kita sedemikian rupa supaya: 1). kita dapat menerima dan menampung Dia ke dalam kita sebagai hayat dan suplai hayat kita; 2). agar kita bisa bersatu dengan Dia, untuk mengekspresikan hakiki-Nya; 3). Dia dimuliakan di dalam kita dan bersama kita. Bila kita mau dipakai sebagai bejana Allah, tentu Dia harus menjadi satu dengan kita. Kita adalah bejana-Nya dan ekspresi-Nya, Dialah isi kita dan hayat kita. Dia hidup di batin kita, agar kita boleh hidup oleh Dia. Akhirnya, inilah sasaran pemilihan-Nya menurut kedau latan-Nya, yaitu Dia dan kita, kita dan Dia menjadi satu dalam hayat dan sifat. Inilah nasib kita yang akan ternyata di dalam Yerusalem Baru. Haleluya!

Tetapi harta ini kami miliki dalam bejana tanah liat, supaya nyata bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami. (2 Kor. 4:7)

No comments: