Hitstat

16 December 2010

Roma Volume 4 - Minggu 4 Kamis

Ahli Waris Allah, Bersama dengan Kristus
Roma 8:17
Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya ahli waris Allah, dan menjadi ahli waris bersama-sama dengan Kristus; jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia (Tl.).

Ayat Bacaan: Ibr. 12:2; Yes. 30:20-21; Yer. 48:11; Ul. 4:30; 2 Kor. 4:16

Sasaran keselamatan lengkap Allah adalah perkara pemuliaan. Karena itu, janganlah kita puas jika kita telah menjadi anak-anak Allah. Kita perlu menjadi ahli waris Allah. Roma 8:17 menjelaskan syarat utama agar kita bisa menjadi ahli waris Allah, yaitu melalui “menderita bersama-sama dengan Kristus, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.”
Mungkin kita tidak suka menderita, tetapi itu perlu bagi kita. Kalau kita menderita bersama-sama dengan Dia, kita pasti akan dipermuliakan bersama dengan Dia. Inilah jalan hidup orang Kristen yang benar. Tuhan Yesus adalah perintis jalan ini. Dia “. . . tekun memikul salib . . . sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah” (Ibr. 12:2). Sebagai pengikut-pengikutNya, kitapun harus menempuh jaIan ini. Inilah jalan benar yang wajib kita tempuh (Yes. 30:20-21).
Saudara Watchman Nee dalam sebuah kidung karangannya menulis: “Bila kujalan menyimpang, aku segera mendapatkan kenyamanan” Ini menunjukkan bahwa jalan yang nyaman bukan jalan kita, itu adalah jalan menyesatkan. Mazmur 119:67 mengatakan, “Sebelum aku tertindas, aku menyimpang.“ Ini berarti jika kita hidup nyaman tanpa menderita, kita sudah menyimpang atau tersesat; kita akan terlepas dari tangan Allah dan menjadi tidak berguna. Allah tidak menghendaki kita menempuh jalan nyaman. Ia tidak ingin kita seperti Moab, “Hidup aman dari sejak masa mudanya, dia hidup tenang seperti anggur di atas endapannya, tidak dituangkan dari tempayan yang satu ke tempayan yang lain” (Yer. 48:11). Saudara Watchman Nee berkata, “Kebanyakan orang Kristen hidup dengan aman dan tenang, akibatnya, kerohanian mereka miskin.” Kita jangan memohon Allah menghentikan situasi yang menindas kita, melainkan memohon kepadaNya agar melindungi kita, supaya kita sanggup menahan ujian penderitaan itu. Penderitaan membuat kita berhenti berbuat dosa (1 Ptr. 4:1), bersandar erat kepada Tuhan (Ul. 4:30), mengalami kuasa kebangkitan Kristus (Flp. 3:10-11), bertumbuh di dalam hayat (2 Kor. 4:16), mendapatkan kemuliaan (Rm. 8:17-18), mengalami Firman Allah (Mzm. 119:71), belajar taat (Ibr. 5:8), dan dapat membantu orang lain (2 Kor. 1:3-6)

Sebab aku yakin bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita. (Rm. 8:18)

No comments: