Hitstat

22 December 2010

Roma Volume 5 - Minggu 1 Rabu

Untuk Menjadi Serupa Dengan Dia
Roma 8:29
Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.

Ayat Bacaan: 1 Yoh. 3:2; Rm. 8:26

Paulus tidak mengatakan bahwa Allah memilih dan menentukan kita dari semula, supaya kita pergi ke suatu tempat yang menyenangkan. Allah menentukan kita untuk menjadi serupa dengan gambar Anak-Nya (1 Yoh. 3:2). Penyerupaan adalah hasil akhir dari pengubahan, meliputi mengubah esens, sifat batiniah, dan bentuk lahiriah kita, supaya kita dapat sepadan dengan gambar Manusia Allah. Kristus, Putra Sulung Allah, adalah pola semula, cetakan dan model, kita adalah produksi massal-Nya. Allah mencetak kita ke dalam gambar Putra sulung-Nya, sampai kita diserupakan dengan model atau pola itu. Ketika membuat kue, adonan ditaruh ke dalam cetakan, agar kue itu memiliki bentuk yang serupa dengan cetakannya. Kemudian, adonan itu harus dipanggang di dalam oven, agar kue itu menjadi satu bentuk yang tidak berubah. Setelah melalui tekanan yang kuat dan suhu yang tinggi, barulah adonan itu menjadi serupa sepenuhnya dengan cetakan. Dalam tangan Allah, kita adalah segumpal adonan, sedangkan Kristus, Putra Sulung Allah adalah model dan cetakannya. Hari ini kita telah dimasukkan ke dalam cetakan ini, dan kini kita membiarkan tangan Allah mengolah kita.
Allah tidak memperhatikan apakah kita sukses atau apakah kita gagal. Allah hanya memperhatikan satu hal, diri-Nya sendiri digarapkan ke dalam kita. Dia pun tidak memperhatikan apakah kita mendapatkan uang yang ba-nyak atau kehilangan uang. Jika seseorang mendapatkan uang, mungkin Allah tidak mempunyai kesempatan untuk menggarapkan diri-Nya ke dalam orang itu. Ada seorang saudari yang dengan tulus percaya dan mengasihi Tuhan, tetapi Tuhan seolah membiarkannya ditipu sehingga ia kehilangan seluruh uangnya. Kelihatannya bagi saudari ini percayanya ia kepada Tuhan itu tidak ada faedahnya. Ia sangat menderita dan tidak tahu lagi bagaimana harus berdoa. Ketika ia tidak tahu bagaimana berdoa, maka ia mengeluh. Tetapi justru itulah cara yang paling baik untuk berdoa. Pada saat kita mengeluh, Roh Kudus mengeluh di dalam keluhan kita, bersyafaat bagi kita dengan keluhan yang tidak terucapkan (Rm. 8:26) dengan tujuan agar kita seluruhnya dicetak dan diserupakan dengan gambar Putra Sulung Allah.

... maksud Roh itu, ... Ia, sesuai dengan kehendak Allah, memohon untuk orang-orang kudus. (Rm. 8:27)

No comments: