Hitstat

09 September 2011

1 Korintus - Minggu 26 Jumat

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 2:10; Gal. 2:20


Tuhan Yesus bukanlah satu agama atau seperangkat peraturan atau pengajaran. Dia adalah satu Persona yang hidup yang dapat kita kontaki hari demi hari. Sebagai Roh almuhit yang menghuni roh kita, Dia itu riil dan tersedia. Jam demi jam dan bahkan saat demi saat, kita harus melatih roh kita untuk mengontak Dia secara intim. Kita perlu memupuk kebiasaan berseru kepada nama Tuhan di segala waktu dan di segala tempat. Jika kita membangun praktek ini, maka kita akan dapat berkata, "O, Tuhan Yesus, nama-Mu adalah yang termanis di bumi."

Sewaktu kita mengontak Tuhan dan berseru kepada nama-Nya, kita harus berjalan bersama Dia, hidup oleh-Nya, dan melakukan segala sesuatu menurut petunjuk dari mata-Nya. Petunjuk mata ini mengacu kepada daerah sekitar mata, yaitu pandangan seperti petunjuk dari pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan yang di dalam yang mewakili seluruh diri seseorang. Menurut 2 Korintus 2:10, Paulus hidup dalam persona, petunjuk Kristus. Ia melakukan segala sesuatu menurut ekspresi yang disampaikan melalui petunjuk dari mata Tuhan. Kita juga harus hidup menurut petunjuk Kristus ini. Namun, ini hanya mungkin terjadi bila kita hidup di hadirat-Nya. Jika kita jauh dari Dia atau ada sesuatu di antara kita dengan Dia, kita tidak dapat hidup menurut petunjuk dari mata-Nya.

Kita telah menekankan perlunya memiliki kontak yang intim dengan Tuhan, bahkan untuk hidup menurut petunjuk dari mata-Nya. Bila kita hidup dengan cara ini, kita akan menemukan betapa riil, hidup, dan hadirnya Tuhan itu. Namun, yang menyedihkan adalah dalam sidang-sidang kita mengumumkan, "Bukan lagi aku, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku," tetapi dalam kehidupan kita sehari-hari, kita tidak dapat membiarkan Tuhan hidup di dalam kita. Misalnya, kita memaksakan diri untuk pergi ke pusat perbelanjaan, sekalipun dalam lubuk kita merasakan bahwa Tuhan tidak menyetujuinya. Kita mungkin tawar menawar dengan Tuhan, meminta kepada-Nya agar Dia membiarkan kita pergi sekali ini saja dan berjanji kepada-Nya bahwa kita tidak akan pergi lagi. Kapan saja kita berkata, "Tuhan biarkan aku melakukan hal ini sekali ini saja," maka selalu akan ada yang kedua. Jika kita tidak mengontak Dia setiap hari dan hidup oleh-Nya, maka apa yang akan kita miliki dari Kristus untuk dipamerkan dalam sidang-sidang gereja? Karena mereka tidak memiliki apa-apa dari Kristus untuk dipamerkan, maka banyak orang kudus yang diam saja dalam sidang-sidang gereja. Tetapi jika kita menikmati Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari dan bersaksi dalam sidang-sidang gereja tentang kenikmatan ini, kita akan memiliki lebih banyak kenikmatan terhadap Tuhan. Semakin kita membicarakan tentang Kristus, kita akan semakin menikmati Dia, semakin dipenuhi Dia sehingga menjadi seluruh kepenuhan Allah.

Beban saya dalam berita ini adalah memberi kesan kepada Anda dengan kesederhanaan orang-orang Kristen yang sebermula. Kiranya Tuhan memulihkan kesederhanaan yang demikian di antara kita di dalam pemulihan-Nya hari ini! Jika kita dibawa kembali kepada kesederhanaan ini dalam sidang-sidang kita, kita tidak akan memakai kidung atau bahkan Alkitab untuk menggantikan Roh yang almuhit itu. Kadang-kadang kita mungkin mengadakan satu sidang di mana di dalamnya kita tidak memakai kidung atau Alkitab. Sebaliknya, kita hanya memperlihatkan Kristus melalui melatih roh kita. Saya bisa dipisahkan dari kidung saya dan dari Alkitab saya, tetapi saya tidak bisa dipisahkan dari Kristus yang almuhit di dalam roh saya. Oh, kiranya Tuhan membuat kita menaruh kepercayaan kita bukan di dalam hal lainnya selain Kristus yang hidup itu sendiri!


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 3, Berita 64

No comments: