Hitstat

13 September 2011

1 Korintus - Minggu 27 Selasa

Pembacaan Alkitab: Yoh. 1:29; Ibr. 19-20; 1 Kor. 15:27-28


Ketika Kristus, manusia-Allah, mati di atas salib, Dia adalah Anak Domba Allah (Yoh. 1:29). Melalui kematian-Nya di atas salib, Dia menggenapkan penebusan. Namun, makna dari penyaliban ini bukan sekadar penebusan. Tentu, penebusan adalah satu bagian yang sangat penting dari penyaliban. Tetapi Kristus bukan hanya mati untuk menggenapkan penebusan bagi kita; Dia mati untuk mengakhiri seluruh ciptaan lama. Tahukah Anda apakah makna yang almuhit dari penyaliban Kristus? Maknanya adalah bahwa salib Kristus mengakhiri seluruh ciptaan lama, termasuk ras malaikat, langit bumi yang dipulihkan dan yang kembali jatuh ini, dan ras manusia. Ketika Kristus berada di atas salib, Dia tidak sendiri digantung di sana. Ciptaan lama ada pada-Nya, dan disalibkan dengan-Nya. Karena itu, di atas salib, Kristus mengakhiri ras malaikat, langit dan bumi, ras manusia, dan setiap butir dari ciptaan lama. Walaupun hal ini diwahyukan dalam Alkitab, tetapi tidak ada perkataan kebenaran demikian yang diberitakan di antara orang-orang Kristen pada hari ini. Meskipun demikian, inilah makna dari kematian Kristus. Inilah sebabnya kita menyebut kematian Kristus sebagai kematian yang almuhit.

Kebangkitan berarti bahwa Kristus mati, dikubur, dan bangkit lagi. Kebangkitan ini adalah vitalitas Injil. Dalam kebangkitan yang penuh vitalitas inilah Allah bisa memiliki satu pemerintahan. Dalam penciptaan, Allah tidak memiliki cara untuk melaksanakan pemerintahan-Nya, karena malaikat dan manusia memberontak terhadap-Nya. Tetapi dalam kebangkitan, Allah memiliki cara untuk melaksanakan pemerintahan-Nya. Sebagai orang-orang Kristen, kita harus menjadi satu umat yang bangkit, dan gereja harus berada dalam kebangkitan. Hanya di dalam kebangkitanlah kita dapat menyadari kekepalaan Allah, membedakan Tubuh, dan menjadi anggota-anggota Tubuh. Kristus tidak dapat memiliki Tubuh tanpa berada dalam kebangkitan. Jika tidak ada kebangkitan, tidak mungkin ada gereja. Gereja berada dalam kebangkitan, dan kita juga berada dalam kebangkitan.

Dalam kebangkitan ini pemerintahan Allah dapat dilaksanakan. Satu Korintus 15:27 dan 28 menunjukkan hal ini: "Sebab segala sesuatu telah ditaklukkan-Nya di bawah kaki-Nya. Tetapi kalau dikatakan bahwa 'segala sesuatu telah ditaklukkan', maka teranglah bahwa Ia sendiri yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah kaki Kristus itu tidak termasuk di dalamnya. Tetapi kalau segala sesuatu telah ditaklukkan di bawah Kristus, maka Ia sendiri sebagai Anak akan menaklukkan diri-Nya di bawah Dia, yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah-Nya supaya Allah menjadi semua di dalam semua." Menurut ayat 27 Allah telah menaklukkan segala sesuatu di bawah kaki Kristus. Akhirnya, ketika segala sesuatu ditundukkan kepada Kristus, maka Allah akan menjadi semua di dalam semua. Inilah pelaksanaan pemerintahan Allah. Kita perlu terkesan dengan fakta bahwa ayat-ayat ini terdapat dalam satu pasal yang menanggulangi masalah kebangkitan. Sungguh tidak masuk akal menyatakan bahwa tidak ada kebangkitan.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 3, Berita 65

No comments: