Hitstat

19 September 2011

1 Korintus - Minggu 28 Senin

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 15:29-33


Kebangkitan adalah fakta yang erat hubungannya dengan kehidupan kita sehari-hari sebagai orang Kristen. Kehidupan sehari-hari seorang Kristen sebenarnya bergantung kepada kebangkitan. Jika tidak ada kebangkitan, tidak akan ada pengharapan, dan kita akan menjadi orang-orang yang paling malang di bumi ini.

Kebangkitan Kristus juga berhubungan dengan pemerintahan Allah. Pelaksanaan pemerintahan ilahi ini tergantung kepada pengalaman kita akan kebangkitan Kristus. Jika kita tidak memiliki Kristus sebagai hayat kebangkitan di dalam kita, kita tidak dapat menjadi anggota-anggota Tubuh-Nya yang hidup bagi pelaksanaan pemerintahan Allah, supaya Kristus dapat memerintah sampai Dia menaklukkan semua musuh-Nya. Dalam berita ini kita akan melihat pengaruh moral dari kebangkitan (ayat 29-34) dan definisi kebangkitan (ayat 35-49).

Kaum beriman Korintus adalah buah-buah dari kerja keras rasul, kerja keras yang di dalamnya dia mempertaruhkan nyawanya. Di atas diri mereka rasul dapat memegahkan diri atas hal ini. Sekarang dengan kebanggaan ini, dia dengan khidmat berkata kepada mereka bahwa setiap hari dia mati (15:31). Kemegahan rasul terhadap orang-orang Korintus sebagai buah-buah dari mempertaruhkan nyawanya adalah di dalam Kristus, bukan di dalam dirinya sendiri, karena kerja kerasnya bukanlah berdasarkan dirinya sendiri, melainkan berdasarkan Kristus.

Paulus bagaikan seorang prajurit yang mempertaruhkan nyawanya di medan perang. Dia berperang bagi Kerajaan Allah, dan setiap hari ia mati demi orang-orang Korintus. Ketika ia datang untuk memberitakan Injil kepada mereka, ia mempertaruhkan nyawanya. Sewaktu ia berada di Korintus, ia setiap hari mati. Bukanlah satu hal yang mudah bagi Paulus datang ke Korintus di dunia Kafir. Dunia ini bertentangan dengan hal-hal Yahudi dan juga bertentangan dengan hal-hal Kristen. Meskipun demikian, Paulus setiap hari mempertaruhkan nyawanya untuk memberitakan Injil kepada mereka. Karena kerelaannya mati setiap hari, maka sejumlah orang di Korintus diselamatkan.

Kita tahu dari Kisah Para Rasul 19 bahwa Paulus berjuang melawan "binatang buas." Orang-orang Yahudi dan orang-orang Kafir di Efesus menentangnya sekuat tenaga. Jadi ia harus berjuang melawan oknum-oknum dan perkara-perkara yang jahat. Tetapi jika tidak ada kebangkitan, apakah untungnya bagi Paulus berjuang dengan cara demikian? Seperti yang dikatakan Paulus, "Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati." Ini muncul sebagai kutipan dari suatu pepatah pada masa itu, suatu peribahasa kelompok Epikuros. Jika tidak ada kebangkitan, kita kaum beriman tidak berpengharapan untuk masa depan, dan telah menjadi orang yang paling kasihan dari semua manusia (ayat 19). Jika demikian, lebih baik kita menikmati hidup kita hari ini sambil melupakan masa depan, seperti yang dilakukan oleh kelompok Epikuros.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 3, Berita 67

No comments: