Hitstat

20 September 2011

1 Korintus - Minggu 28 Selasa

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 15:34-44


Sebagai orang Kristen, kita harus sadar. Kita tidak boleh seperti orang-orang Epikuros, yang hanya ingin menikmati hidup dan tidak memperhatikan hari esok. Kita perlu dengan benar berhenti bermabuk-mabukan. Setiap orang yang mengatakan tidak ada kebangkitan itu tidak benar terhadap Allah dan terhadap manusia.

Karena mengetahui situasi orang-orang Korintus itu, Paulus memperingatkan mereka agar tidak menerima bidah yang menyangkal kebangkitan. Paulus tahu hal itu akan melibatkan satu persahabatan yang buruk yang akan merusak moral mereka dalam kehidupan gereja. Melalui perkara ini kita nampak bahwa kebangkitan benar-benar memiliki satu pengaruh yang positif terhadap moral kita. Sedangkan menyangkal kebangkitan akan merusak moral kita, membuat kita menjadi karam.

Orang Yunani yang filosofis mengira bahwa mereka pandai, tetapi Paulus menyebut mereka sebagai orang bodoh (ay. 36), dengan menunjukkan bahwa pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan itu membuktikan kebodohan mereka. Dalam jawabannya, Paulus menyinggung hayat tumbuh-tumbuhan. Realitas kebangkitan terdapat dan tersembunyi di dalam alam, terutama dalam hayat tumbuh-tumbuhan. Sebuah benih ditanam ke dalam tanah, mati, dan hidup kembali. Inilah kebangkitan. Ini menjawab pertanyaan pertama dari orang-orang Korintus yang bodoh, "Bagaimanakah orang mati dibangkitkan?"

Dalam ayat 39-41, rasul membuktikan kepada orang-orang Korintus yang bodoh bahwa Allah mampu memberikan suatu tubuh kepada semua hayat yang bangkit, sama seperti Dia memberikan tubuh kepada semua makhluk ciptaan: kepada manusia dan binatang-binatang di bumi, kepada burung-burung di udara, dan kepada ikan-ikan di air -- tubuh jasmani dengan kemuliaan yang berbeda-beda; dan kepada matahari, bulan, dan bintang -- benda-benda langit dengan tingkat kemuliaan surgawi yang berbeda-beda. Dalam ayat 42 Paulus menggambarkan kesimpulannya, "Demikianlah pula halnya dengan kebangkitan orang mati." Kemudian ia menunjukkan bahwa tubuh ini ditaburkan dalam kebinasaan, kehinaan, dan kelemahan, tetapi dibangkitkan dalam ketidakbinasaan, kemuliaan, dan kekuatan.

Dalam ayat 44 Paulus mengumumkan, "Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah (jiwani), yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah. Jika ada tubuh alamiah (jiwani), maka ada pula tubuh rohaniah." Tubuh jiwani adalah tubuh alamiah yang berhayatkan jiwa, tubuh yang di dalamnya jiwa menguasai. Tubuh rohani adalah tubuh yang bangkit yang dijenuhi oleh roh, tubuh yang di dalamnya roh menguasai. Jika kita mati, tubuh alamiah kita yang jiwani akan ditanam (dikubur) di dalam kebinasaan, kehinaan, dan kelemahan. Ketika tubuh ini dibangkitkan, tubuh ini menjadi tubuh rohani di dalam ketidakbinasaan, kemuliaan, dan kekuatan (ayat 42-43). Haleluya, pada suatu hari kita akan berada di dalam kebangkitan! Kemudian tidak akan ada lagi kebinasaan, kehinaan, atau kelemahan. Sebaliknya, kita akan berada di dalam ketidakbinasaan, kemuliaan, dan kekuatan.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 3, Berita 67

No comments: