Hitstat

15 September 2011

1 Korintus - Minggu 27 Kamis

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 15:12-17; Rm. 8:2


Dalam pasal 15 ini rasul menanggulangi perkataan bidah orang-orang Korintus yang mengatakan tidak ada kebangkitan orang-orang mati. Inilah masalah kesepuluh di antara mereka. Masalah ini mencelakakan, merusak ekonomi Perjanjian Baru Allah, lebih serius daripada bidah Himeneus dan Filetus mengenai kebangkitan (2 Tim. 2:17-18). Kebangkitan adalah urat nadi dan garis hayat ekonomi ilahi. Jika tidak ada kebangkitan, Allah akan menjadi Allah orang mati, bukan Allah orang hidup (Mat. 22:32). Jika tidak ada kebangkitan, Kristus tidak akan dibangkitkan dari antara orang mati, Dia akan menjadi Juruselamat yang mati, bukan Juruselamat yang hidup. Tetapi Dia hidup dan yang akan hidup sampai selama-lamanya (Why. 1:18). Dia dapat menyelamatkan sampai kepada kesudahan (Ibr. 7:25). Jika tidak ada kebangkitan, tidak akan ada bukti hidup tentang dibenarkan oleh kematian-Nya (Rm. 4:25 dan cat.), tidak ada penyaluran hayat (Yoh. 12:24), tidak ada kelahiran kembali (Yoh. 3:5), tidak ada pembaruan (Tit. 3:5), tidak ada pengubahan (Rm. 12:2; 2 Kor. 3:18), dan tidak ada penyerupaan kepada gambar Kristus (Rm. 8:29). Jika tidak ada kebangkitan, tidak akan ada anggota-anggota Kristus (Rm. 12:5), tidak ada Tubuh Kristus sebagai kepenuhan-Nya (Ef. 1:20-23), tidak ada gereja sebagai mempelai perempuan Kristus (Yoh. 3:29), dan tidak ada manusia baru (Ef. 2:15; 4:24; Kol. 3:10-11). Jika tidak ada kebangkitan, ekonomi Perjanjian Baru Allah akan sama sekali runtuh, dan ketentuan kehendak kekal Allah akan nihil.

Ayat 13 melanjutkan, "Seandainya tidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak dibangkitkan." Ini adalah butir pertama dari sanggahan Paulus. Satu kenyataan bahwa Kristus telah bangkit dari antara orang mati. Lalu, bagaimana beberapa orang dapat mengatakan tidak ada kebangkitan? Jika tidak ada kebangkitan, maka Kristus tidak dapat bangkit dari antara orang mati.

Tanpa Kristus yang hidup dalam kebangkitan, baik pemberitaan Injil maupun iman kita terhadap Injil akan menjadi kosong, hampa, tanpa realitas (ay. 14). Memberitakan kematian Kristus tanpa memberitakan kebangkitan-Nya akan menjadi sia-sia. Kebangkitan Kristus adalah yang membuat pemberitaan kita menjadi vital dan menang. Pemberitaan yang demikian tidak akan pernah sia-sia. Lagi pula, di luar kebangkitan Kristus, iman kita akan sia-sia. Tanpa kebangkitan Kristus, baik pemberitaan kita maupun iman kita akan sia-sia. Ini adalah perkara yang sangat serius.

Jika Kristus tidak bangkit dan hidup di dalam kita sebagai hayat dan segala kita, iman kita terhadap-Nya tidak akan menghasilkan buah, tidak berharga, tidak ada hasil apa pun, seperti penyaluran hayat, pelepasan dari dosa, kemenangan atas Iblis, dan pertumbuhan dalam hayat. Jika tidak ada kebangkitan, kita mungkin tetap percaya, tetapi pada akhirnya tidak ada hasil dari kepercayaan kita itu. Maka, iman kita menjadi sia-sia.

Selain itu, menurut ayat 17 jika Kristus tidak dibangkitkan, maka kita akan tetap berada dalam dosa kita. Kematian Kristus menyelamatkan kita dari penghukuman dosa, bukan dari kuasa dosa. Hayat kebangkitan Kristus yang membebaskan kita dari kuasa dosa (Rm. 8:2). Jika Kristus tidak dibangkitkan, kita masih tetap di dalam dosa-dosa dan berada di bawah kuasa dosa.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 3, Berita 66

No comments: