Hitstat

22 September 2011

1 Korintus - Minggu 28 Kamis

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 15:57-58


Dalam ayat 49 Paulus mengumumkan, "Sama seperti kita telah memakai rupa dari yang alamiah, demikian pula kita akan memakai rupa dari yang surgawi." Sebagai bagian dari Adam, kita telah memakai rupa dari manusia yang milik tanah; sebagai bagian dari Kristus, kita akan memakai rupa dari manusia yang surgawi dalam kebangkitan. Ini menunjukkan bahwa sama seperti di dalam Adam kita telah dilahirkan sebagai manusia yang milik tanah, demikian juga di dalam Kristus kita pasti dibangkitkan sebagai manusia surgawi. Kebangkitan yang sedemikian adalah nasib kita. Ini sama pastinya dengan kelahiran kita, kita tidak seharusnya ragu-ragu sedikit pun.

Hari ini kita mengemban dua gambar: gambar yang milik tanah dan gambar yang surgawi. Kita dapat mengambil ulat bulu sebagai satu ilustrasi dari keadaan kita yang berada di dalam proses menjadi kupu-kupu yang cantik. Kadang-kadang ulat bulu yang ada di dalam kita ini dapat dilihat; pada waktu-waktu lainnya kupu-kupu yang agak kelihatan. Akhirnya, melalui kebangkitan, kita akan keluar sepenuhnya dari kepompong menjadi kupu-kupu. Kita tidak akan buruk lagi seperti ulat bulu -- kita akan menjadi kupu-kupu yang cantik yang mengemban gambar Kristus. Menurut Filipi 3:21, tubuh kita yang hina ini akan ditransfigurasi menjadi tubuh kemuliaan dan menjadi sama dengan tubuh Kristus. Ini akan terjadi oleh kebangkitan dan di dalam kebangkitan.

Dalam bagian yang terakhir dari pasal 15 ini, yaitu ayat 50-58, kita memiliki kemenangan kebangkitan. Dalam ayat 50 Paulus berkata, "Saudara-saudara, inilah yang hendak kukatakan kepadamu, yaitu bahwa daging dan darah tidak mewarisi Kerajaan Allah dan bahwa yang binasa tidak mewarisi apa yang tidak binasa." Daging dan darah adalah unsur penyusun tubuh jiwani. Tubuh ini dapat binasa dan tidak bersyarat mewarisi Kerajaan Allah yang tidak dapat binasa. Kebinasaan tidak dapat mewarisi ketidakbinasaan. Tubuh kita yang dapat binasa harus dibangkitkan ke dalam tubuh yang tidak dapat binasa, supaya kita dapat mewarisi Kerajaan Allah yang tidak dapat binasa di dalam kebangkitan. Bahkan hari ini, jika kita hidup oleh daging dan darah dan bukan oleh roh, kita tidak dapat mempraktekkan kehidupan gereja yang adalah Kerajaan Allah pada hari ini. Kemudian di dalam Kerajaan Seribu Tahun, kita tidak akan dapat mewarisi Kerajaan Allah. Karena hal ini, kita perlu menjadi rohani.

Dalam ayat 58 Paulus menyimpulkan, "Karena itu, Saudara-saudaraku yang terkasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia." Meragukan kebenaran kebangkitan berarti menjadi goyah. Yakin dan tinggal dalam realitas kebangkitan berarti berdiri teguh, tidak goyah.

Tidak percaya kepada kebenaran kebangkitan membuat kita kecewa akan masa depan, sehingga kita putus asa dalam pekerjaan Tuhan. Iman membuat kita memiliki kedambaan yang kuat untuk berlimpah ruah dalam pekerjaan Tuhan dengan harapan menyenangkan Tuhan di dalam kebangkitan, pada saat kedatangan-Nya kembali.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 3, Berita 68

No comments: