Hitstat

21 September 2011

1 Korintus - Minggu 28 Rabu

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 15:45-47


Ayat 45 berkata, "Seperti ada tertulis: 'Manusia pertama, Adam menjadi makhluk (jiwa) yang hidup', tetapi Adam yang terakhir menjadi Roh yang menghidupkan (pemberi-hayat)". Melalui ciptaan, Adam menjadi jiwa yang hidup dengan tubuh jiwani. Melalui kebangkitan, Kristus menjadi Roh pemberi-hayat dengan tubuh rohani. Adam sebagai jiwa yang hidup, bersifat alamiah; Kristus adalah Roh pemberi-hayat, di dalam kebangkitan. Pertama-tama, di dalam inkarnasi, Kristus menjadi daging demi penebusan (Yoh. 1:14, 29); kemudian, di dalam kebangkitan, Dia menjadi Roh pemberi-hayat demi menyalurkan hayat (Yoh. 10:10b). Melalui inkarnasi, Dia memiliki tubuh jiwani, sama seperti Adam; melalui kebangkitan, Dia memiliki tubuh rohani. Tubuh jiwani-Nya telah menjadi tubuh rohani melalui kebangkitan. Sekarang Dia adalah Roh pemberi-hayat di dalam kebangkitan, dengan tubuh rohani siap diterima oleh orang-orang yang percaya. Begitu kita percaya ke dalam Dia, Dia segera masuk ke dalam roh kita, dan kita bersatu dengan Dia sebagai Roh pemberi-hayat. Demikianlah, kita menjadi satu roh dengan Dia (6:17). Roh kita dihidupkan dan dibangkitkan bersama dengan Dia. Akhirnya, tubuh jiwani kita yang sekarang ini akan menjadi tubuh rohani di dalam kebangkitan, sama seperti tubuh-Nya (ayat 52-54; Flp. 3:21).

Kebangkitan bukan hanya satu tindakan obyektif yang digenapkan oleh Kristus, kebangkitan lebih-lebih berhubungan sangat erat dengan kita secara subyektif. Melalui inkarnasi, Kristus menjadi seorang manusia; Dia menjadi kita. Karena itu, inkarnasi itu melebihi sekadar fakta yang obyektif. Inkarnasi adalah satu proses yang membawa Allah ke dalam keinsanian. Sama prinsipnya dengan proses kebangkitan. Kebangkitan bukan hanya satu tindakan; melainkan satu proses yang menghasilkan Roh pemberi-hayat. Melalui proses kebangkitan ini, Manusia yang mengakhiri ciptaan lama itu menjadi Roh pemberi-hayat, unsur yang menunaskan ciptaan baru.

Satu Korintus 15:45 adalah satu ayat yang besar. Sekali lagi, ayat ini menyiratkan ciptaan lama dengan jiwa sebagai intinya dan ciptaan baru dengan Roh itu sebagai intinya. Roh ini tidak lain Kristus, Allah Tritunggal. Sebenarnya, Roh pemberi-hayat ini adalah Allah Tritunggal yang telah melalui proses. Allah telah melalui proses inkarnasi, penyaliban, dan kebangkitan. Sekarang dalam kebangkitan, Dia adalah esens hayat untuk menunaskan ciptaan baru. Kita telah menjadi ciptaan baru yang ditunaskan oleh Allah Tritunggal sebagai Roh pemberi-hayat. Dalam buku yang berjudul Ekonomi Allah, kita menekankan tentang roh manusia dan Kristus yang menjadi Roh pemberi-hayat. Definisi yang tertinggi dari kebangkitan adalah bahwa kebangkitan adalah proses yang olehnya Kristus, Adam yang akhir, menjadi Roh pemberi-hayat.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 3, Berita 68

No comments: