Hitstat

10 February 2012

2 Korintus - Minggu 20 Jumat

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 6:4-6; 1 Tes. 2:9


Dalam ayat 4 Paulus juga membicarakan tentang kesukaran. Secara harfiah kata Yunani yang diterjemahkan kesukaran itu berarti kesempitan ruangan; karena itu mengacu kepada kesulitan yang menyedihkan, kesulitan-kesulitan, penderitaan-penderitaan. Beberapa penerjemah membalikkan susunan kata-kata dalam ayat 4 ini, dengan memakai kesukaran untuk penderitaan, dan penderitaan untuk kesukaran. Kita dapat mengatakan bahwa kesukaran adalah penderitaan batini yang datang sebagai satu reaksi terhadap penderitaan-penderitaan yang di luar.

Dari berbagai kata yang dipakai oleh Paulus dalam ayat 4 ini kita mengetahui bahwa ia berada dalam berbagai jenis persoalan. Ayat ini dengan jelas menunjukkan bahwa kehidupan Paulus adalah satu kehidupan penderitaan, malapetaka, kesulitan yang menyedihkan, kesusahan, dan kesukaran. Apakah Anda senang mendengar hal ini? Apakah Anda masih mau menjadi seorang minister dari perjanjian yang baru setelah Anda mendengar tentang kesulitan-kesulitan dan persoalan Paulus? Hari ini banyak orang muda didorong untuk menjadi pelajar sekolah kependetaan. Setelah lulus dari suatu seminari, mereka mungkin akan dapat menemukan pekerjaan yang baik sebagai seorang pastur atau pendeta. Mereka mungkin disediakan rumah dan tunjangan yang memadai. Namun, Paulus bukanlah minister yang demikian, dan ia tidak menempuh kehidupan yang demikian. Sebaliknya, kehidupannya, yaitu kehidupan yang melayakkan dia untuk menjadi seorang minister dari perjanjian yang baru, adalah kehidupan kesabaran, penderitaan, kesusahan, dan kesukaran.

Dalam 2 Korintus 11:23 Paulus mengatakan bahwa ia "lebih banyak berjerih lelah". Paulus menyinggung hal ini dalam 1 Tesalonika 2:9: "Sebab kamu masih ingat, Saudara-saudara, akan usaha dan jerih payah kami. Sementara kami bekerja siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapa pun juga di antara kamu, kami memberitakan Injil Allah kepada kamu." Ia menunjukkan hal ini lagi dalam 2 Tesalonika 3:8, di mana ia berkata, "Dan tidak makan roti orang dengan cuma-cuma, tetapi kami berusaha dan berjerih payah siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapa pun di antara kamu."

Berpuasa dalam ayat 5 ini bukan mengacu kepada berpuasa untuk berdoa. Ini adalah berpuasa karena kekurangan makanan. Dalam 2 Korintus 11:27 berpuasa ini disinggung bersamaan dengan berjerih payah dan bekerja berat, berjaga-jaga, kelaparan dan kehausan. Karena berpuasa ini dicantumkan bersama bekerja berat, maka itu pasti mengacu kepada puasa yang tidak direncanakan karena kekurangan makanan. Maka, puasa demikian berbeda dengan kelaparan. Kelaparan mengacu kepada situasi yang tidak berdaya mendapatkan makanan; puasa yang tidak direncanakan mengacu kepada suatu situasi kemiskinan.

Kata kemurnian dalam ayat 6 menyiratkan banyak hal. Jika maksud kita tidak tulus, berarti kita tidak murni. Jika dalam motivasi, kita adalah bagi sesuatu selain Tuhan sendiri, maka motivasi kita itu tidak murni. Demikian juga, jika sasaran kita adalah untuk memperoleh sesuatu selain kemuliaan Allah, maka sasaran kita itu tidak murni. Kemurnian menunjukkan bahwa kita tidak memperhatikan yang lain, selain Allah dan kemuliaan-Nya.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 2, Berita 40

No comments: