Hitstat

20 February 2012

2 Korintus - Minggu 22 Senin

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 7:2-7


Apa yang kita miliki dalam 2 Korintus 7:2-16 adalah perhatian akrab dari penyuplaian hayat para rasul. Setiap orang beriman yang mengasihi Tuhan dan yang ingin mencapai standar Allah harus menjadi seorang minister dari perjanjian yang baru. Asalkan kita adalah kaum beriman dalam Kristus, kita harus menjadi para minister Perjanjian Baru, tidak peduli apakah kita menjadi rasul, pemberita Injil, penatua, atau diaken. Minister yang demikian adalah seorang yang menyuplaikan Kristus kepada orang lain bagi pembangunan gereja, Tubuh-Nya. Semasih muda saya mendengar bahwa setiap orang beriman harus menjadi pemberita Injil. Sekarang kita nampak bahwa kita bukan hanya harus menjadi pemberita-pemberita Injil, tetapi juga menjadi minister-minister dari perjanjian yang baru, yaitu orang-orang yang menyuplaikan Kristus sebagai hayat supaya gereja dapat terbangun sebagai Tubuh Kristus. Ministri ini bukan hanya harus dilaksanakan oleh para rasul dan para penatua, tetapi juga oleh setiap orang dalam gereja.

Sasaran dari pemulihan Tuhan pada hari ini adalah memulihkan penyuplaian Kristus oleh semua orang beriman supaya gereja dapat terbangun. Pemahaman ini berdasar pada perkataan Paulus dalam Efesus 4, di mana ia mengatakan bahwa rasul-rasul, nabi-nabi, pemberita-pemberita Injil, gembala-gembala, dan pengajar-pengajar menyempurnakan orang-orang kudus bagi pekerjaan ministri (pelayanan), kepada pembangunan Tubuh Kristus. Agar kita semua menjadi pembangun-pembangun gereja, untuk menyuplaikan Kristus bagi pembangunan gereja, kita memerlukan hayat yang menyuplai. Untuk menjadi para minister dari perjanjian yang baru, kita memerlukan hayat yang menyuplai sedemikian. Kita perlu menempuh satu kehidupan yang menyuplaikan Kristus kepada orang lain bagi gereja.

Hayat yang menyuplai yang kita lihat dalam 2 Korintus ini adalah satu kehidupan yang berbuah. Kita mungkin "rohani", "kudus", dan "menang", namun kita tidak berbuah. Ada masalah dengan kerohanian, kekudusan, dan kemenangan yang demikian. Patut dipertanyakan apakah hal-hal itu benar dan sejati. Bukankah tidak biasanya seseorang dapat menjadi "rohani" tanpa berbuah? Menurut Alkitab, menjadi rohani adalah untuk tujuan berbuah. Dalam Injil Yohanes Tuhan tidak menyuruh kita menjadi rohani, kudus, dan menang. Sebaliknya, dalam Yohanes 15 Dia memerintahkan kita untuk menghasilkan buah, bahkan menghasilkan buah yang banyak, dan buah yang tetap. Inilah menempuh kehidupan yang menyuplai.

Di sekitar rumah saya ada sejumlah pohon buah persik, lemon, dan jeruk. Untuk jangka waktu yang agak lama, pohon-pohon tertentu tidak menghasilkan buah. Karena kekurangan buah, kami mempertimbangkan untuk memotongnya. Pohon-pohon itu tidak menghasilkan buah, tetapi pohon-pohon itu terus bertumbuh cukup baik. Kenyataannya, pohon-pohon itu hijau dan subur, penuh dengan daun-daunan. Semakin pohon-pohon itu bertumbuh secara demikian, saya semakin jengkel dengannya. Kadang-kadang ketika saya melihat pohon-pohon itu saya berkata, "Hai pohon, apa yang kaulakukan di sini? Kamu penuh dengan daun-daun yang hijau, dan ranting-rantingmu menyebar ke mana-mana, tetapi kamu tidak menghasilkan buah satu pun." Kita dapat mengambil hal ini sebagai satu ilustrasi dari kaum beriman yang mungkin saja "rohani", "kudus", dan "menang", tetapi tidak berbuah. Mereka tidak menghasilkan buah karena mereka tidak memiliki hayat yang menyuplai. Kita sangat perlu nampak bahwa kita semua harus memiliki satu hayat yang menyuplai.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 3, Berita 44

No comments: