Hitstat

24 February 2012

2 Korintus - Minggu 22 Jumat

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 7:9-11


Dalam ayat 11 Paulus melanjutkan, "Sebab perhatikanlah betapa justru dukacita yang menurut kehendak Allah itu mengerjakan pada kamu kesungguhan yang besar, bahkan pembelaan diri, kejengkelan, ketakutan, kerinduan, semangat, penghukuman! Di dalam semuanya itu kamu telah membuktikan bahwa kamu tidak bersalah di dalam hal itu." Dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan kesungguhan di dalam orang-orang Korintus. Kata "kesungguhan" juga dapat diterjemahkan "kerajinan". Mengacu kepada perhatian yang sungguh-sungguh dari kaum beriman Korintus yang bertobat terhadap rasul, karena perhatian kasih dari rasul atas hubungan mereka dengan Allah dan keadaan mereka di hadapan Allah. Tadinya, mereka tak peduli terhadap perhatian rasul kepada mereka; sekarang mereka telah bertobat, mereka lalu bersungguh-sungguh dan rajin terhadap hal ini. Seperti tercantum dalam ayat ini, ketujuh buah yang dihasilkan oleh kesedihan kaum beriman Korintus yang bertobat, semuanya adalah tuaian yang limpah dari surat rasul yang pertama kepada mereka.

Ayat 11 mengandung tujuh kata yang penting: kesungguhan yang besar, pembelaan diri, kejengkelan, ketakutan, kerinduan, semangat, penghukuman. Kata "bahkan" menurut bahasa aslinya muncul enam kali dalam ayat ini; secara harfiah kata Yunaninya berarti "tetapi", dalam arti "tidak hanya itu, bahkan". Jika kita membaca ayat ini dengan teliti, kita akan nampak bahwa kesungguhan itu berdiri sendiri, sedangkan keenam hasil terakhir dari kesedihan yang membawa pertobatan menurut kehendak Allah itu terbagi atas tiga pasang: yang pertama berhubungan dengan perasaan malu kaum beriman Korintus; yang kedua berhubungan dengan rasul; dan ketiga, berhubungan dengan si pelaku kesalahan (Bengel). Terjemahan Wuest juga menunjukkan hal ini dengan ungkapan "Ya, sebenarnya", tiga kali digunakan sebagai berikut: "Ya, pembelaan lisan dari dirimu sendiri, sebenarnya, kejengkelan; ya, ketakutan, sebenarnya kerinduan; ya, bergairah, sebenarnya, pelaksanaan hukuman pendisiplinan."

Sebenarnya, Paulus menunjukkan kepada orang-orang Korintus kekurangan mereka, tetapi ia melakukannya dengan cara yang lembut, lunak, dan manis. Cara Paulus menyajikan fakta-fakta ini sangat lembut. Jika saya adalah salah satu dari orang beriman Korintus itu membaca perkataan ini, saya akan malu sekali karena telah disimpangkan dan diselewengkan dan telah kehilangan perhatian saya yang sungguh-sungguh terhadap rasul, yaitu orang yang melaluinya saya telah diselamatkan.

Kata Yunani untuk pembelaan dalam ayat 11 juga berarti menjelaskan, membela diri. Mengacu kepada kaum beriman Korintus membela diri terhadap Paulus melalui Titus, membuktikan mereka tidak bersalah dalam perkara itu. Setelah mengalami pertobatan kepada keselamatan, orang-orang Korintus sadar bahwa situasi gereja di Korintus itu salah. Dalam suratnya yang pertama Paulus telah menegur mereka dan menyuruh mereka untuk merendahkan diri. Kejahatan yang sangat serius telah terjadi di antara mereka, tetapi mereka tidak merasa malu. Sebaliknya, terhadap adanya dosa yang kotor seperti perbuatan sumbang, mereka bahkan memegahkan diri. Akibatnya, seluruh gereja ditegur. Karena kaum beriman di Korintus bertobat, maka mereka didamaikan dengan Allah dan ingin membela diri. Mereka bergairah untuk menjelaskan situasinya kepada Rasul Paulus.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 3, Berita 45

No comments: