Hitstat

15 March 2008

Markus Volume 2 - Minggu 1 Minggu

Kristus - Mempelai Laki-laki
Markus 2:19a
Jawab Yesus kepada mereka: “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sementara mempelai itu bersama mereka?”

Ayat Bacaan: Mrk. 2:19; 2 Kor. 11:2-3; Mat. 25:1; Kid. 4:12

Sebagai Mempelai Laki-laki, Kristus adalah pribadi yang menyenangkan bagi kenikmatan kita. Ketika Dia hadir, seharusnya tidak ada dukacita, segala sesuatu seharusnya menyenangkan. Dia membuat kita, para pengikut-Nya, gembira dan sukacita. Mengapakah kita sering murung dan tidak gembira? Mungkin kita masih belum mengenal bahwa Kristus adalah Mempelai Laki-laki yang mencintai kita. Bukanlah hal yang kecil bila Kristus yang adalah Allah Pencipta langit dan bumi mencintai kita, manusia yang rendah, yang penuh dosa dan kelemahan. Hal ini seharusnya membuat kita bersukacita, menyambut cinta-Nya, dan memberikan seluruh diri kita kepada-Nya.
Setiap orang beriman adalah gadis-gadis-Nya (2 Kor. 11:2-3; Mat. 25:1). Kaum beriman adalah gadis-gadis, perawan suci yang telah dipertunangkan dengan Kristus. Sebagai gadis-gadis yang demikian, kita harus menjaga kesucian diri sambil menunggu kedatangan-Nya kembali. Karena kita adalah milik Kristus, maka siapa pun tidak seharusnya menarik kita atau memisahkan kita dari Dia. Kita pun tidak seharusnya memiliki kedambaan yang lain selain Dia. Dalam hal ini kita perlu berjaga-jaga, karena pikiran kita dapat saja disesatkan sehingga kita kehilangan hati yang suci dan murni terhadap Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya.
Setiap kita harus memiliki sebuah hati yang tanpa noda dan tidak dijamah oleh siapa pun. Bila kita hanya memikirkan kesenangan diri sendiri, tidak memikirkan Kristus, kita tidak mungkin diperkenan oleh-Nya. Hari ini kita perlu melakukan satu hal, yaitu berkata kepada Tuhan, “Ya Tuhan, aku milik-Mu. Jagalah pakaianku, jagalah hatiku, jagalah pikiranku, jagalah segalaku tetap bersih. Tidak ada siapa pun yang boleh menjamah aku.” Seperti Kidung Agung mengatakan, “Dinda pengantinku, kebun tertutup engkau, kebun tertutup dan mata air termeterai” (Kid. 4:12). Mengapa dikatakan: tertutup, termeterai? Karena kita tidak boleh dimasuki seorang pun, kecuali kekasih kita - Kristus. Kebunku, sumurku, mata airku, hanya untuk Dia. Saudara-saudari, hari demi hari kita harus mempertahankan sikap yang demikian.

No comments: