Hitstat

26 March 2008

Markus Volume 2 - Minggu 2 Kamis

Menanggulangi Tutur Kata dan Pendengaran
1 Timotius 4:12b
Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam murnianmu.

Ayat Bacaan: 1 Tim. 4:12; Mrk. 3:20-30

Ssebagai Hamba Penyelamat yang melayani umat Allah yang menderita, Tuhan Yesus harus membebaskan diri-Nya dari semua masalah duniawi yang merepotkan. Perkara-perkara materi, kehidupan jasmani, tidak menghalangi Tuhan untuk melayani. Itulah sebabnya Tuhan sampai mengabaikan waktu makan-Nya demi melayani mereka yang memerlukan pelayanan-Nya (Mrk. 3:20). Hal tersebut membuat sanak keluarga Tuhan Yesus menganggap Dia sudah tidak waras lagi (Mrk. 3:21).
Ungkapan yang mengekspresikan keprihatinan alamiah sanak keluarga Hamba-Penyelamat justru memberi kesempatan kepada ahli-ahli Taurat untuk menghujat Dia (Mrk. 3:22). Perkataan mereka berakibat fatal. Ahli-ahli Taurat bukan saja mengatai Dia dirasuk setan, bahkan juga menuduh bahwa Dia adalah bawahan Beelzebul, penghulu setan. Hujatan ini begitu seriusnya sehingga Tuhan kemudian menyatakan bahwa dosa ini tidak dapat diampuni, karena menghujat Roh Kudus (Mrk. 3:28-30).
Perkataan yang alamiah, sembarangan, asal-asalan, akan membuka pintu bagi si jahat untuk merusak pelayanan maupun mempermalukan kesaksian Tuhan. Jika kita pernah berlatih dalam hal ketepatan dan kecermatan, kita baru tahu bahwa ucapan manusia umumnya tidak tepat, tidak cermat. Kadangkala orang-orang yang melayani dalam gereja malah membuat urusan kaum beriman menjadi kacau, sebab mereka mengatakan satu perkataan yang tidak tepat. Kiranya kita belajar mengekang tutur kata kita, terlebih bila berkaitan dengan Injil, kebenaran, gereja, kaum beriman, dan para pelayan Tuhan.
Di satu aspek kita harus berhati-hati dengan tutur kata kita, di aspek yang lain kita harus belajar berlapang dada dalam menerima perkataan celaan. Setiap orang yang ingin melayani, harus belajar tidak terpengaruh oleh perkataan celaan. Apabila hati kita mudah marah, tidak tenteram, tidak terima karena mendengar perkataan celaan dari seseorang, maka pelayanan kita belum tahan ujian. Biasanya begitu kita terjun dalam suatu pelayanan, banyak orang akan mengkritik pelayanan kita, namun kita harus belajar lapang dan tidak membela diri. Inilah teladan yang dapat kita pelajari dari Hamba-Penyelamat.

No comments: