Hitstat

01 December 2008

Lukas Volume 3 - Minggu 2 Selasa

Menjadi Pelita yang Bercahaya
Lukas 8:16
Tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di bawah tempat tidur, tetapi ia menempatkannya di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk ...dapat melihat cahayanya.

Ayat Bacaan: Luk. 8:16-18; Ef. 2:1-5; Ams. 20:27; Flp. 2:15-16

Ministri Manusia-Penyelamat bukan hanya menaburkan hayat ke dalam kita, tetapi juga menerangi kita bahkan menjadikan kita sebagai pelita yang memancarkan terang. Itulah sebabnya dalam Lukas 8:16 Tuhan beralih dari membicarakan masalah penaburan benih kepada perumpamaan tentang pelita. Menurut perumpamaan tentang penabur, kita perlu bertumbuh. Menurut perumpamaan tentang pelita, kita perlu bercahaya.
Dahulu, karena dosa-dosa dan pelanggaran-pelanggaran kita, roh insani kita telah mati terhadap Allah sehinga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya (Ef. 2:1). Namun pada waktu kita percaya Tuhan dan dilahirkan kembali, pelita kita yang adalah roh insani kita telah dinyalakan kembali oleh Allah (Ams. 20:27; Ef. 2:5) sehingga di dalam kita kini memiliki terang (2 Kor. 4:6). Pelita ini seharusnya makin terang benderang, menerangi setiap kegelapan di dalam batin kita, bahkan juga menerangi orang lain di sekitar kita.
Walau di dalam setiap orang Kristen sudah ada “pelita” yang telah dinyalakan oleh Allah (roh insani yang telah dilahirkan kembali), namun dalam realitasnya tidak semua orang Kristen dapat memancarkan cahaya terang. Mengapa? Dalam Lukas 8:16 Tuhan setidaknya menyebutkan dua penyebab. Pertama, pelitanya ditutupi dengan tempayan; atau kedua, pelitanya diletakkan di bawah tempat tidur. Baik tempayan maupun tempat tidur, keduanya melambangkan selubung yang dapat menghalangi memancarnya cahaya terang di dalam kita. Kekuatiran akan kebutuhan pokok seperti makanan, pakaian, dan pekerjaan dapat menjadi selubung yang tebal bagi kita.
Dalam Filipi 2:15-16 Paulus mengingatkan kita agar bercahaya di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini seperti bintang-bintang di dunia, sambil berpegang pada firman kehidupan. Agar dapat bercahaya demikian, Tuhan berkata, “Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar” (Luk. 8:18). Kita bukan hanya sekedar mendengarkan firman tetapi juga harus menyimpannya di dalam hati kita dan menerapkannya di dalam kehidupan kita sehari-hari, sehingga terang yang ada di dalam kita dapat memancar keluar dan menerangi orang-orang yang berada dalam kegelapan.

No comments: