Hitstat

20 December 2008

Lukas Volume 4 - Minggu 1 Minggu

Berjalan Turun dari Yerusalem ke Yerikho
Lukas 10:30
Jawab Yesus: ”Adalah seorang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi juga memukulnya dan sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati.”

Ayat Bacaan: Luk. 10:25-37; Ibr. 7:2; Yos. 6:26; 1 Kor. 15:56; Rm. 7:11-13

Dalam pemberitaan Injil-Nya, Tuhan Yesus seringkali menggunakan perumpamaan-perumpamaan untuk mewahyukan perkara-perkara rohani. Dalam Lukas 10:25-37 tercatat bagaimana Tuhan menjawab pertanyaan seorang ahli Taurat yang mencobai-Nya dengan perumpamaan yang menggambarkan diri-Nya sendiri sebagai orang Samaria yang murah hati dengan moralitas yang tertinggi. Ahli Taurat itu bertanya seputar apa yang harus dia lakukan agar beroleh hidup yang kekal. Walaupun ahli Taurat itu sudah tahu jawabannya (Luk. 10:27-28), namun ia berusaha membenarkan diri sendiri dan bertanya kepada Tuhan, “Dan siapakah sesamaku manusia?” (Luk. 10:29).
Tuhan Yesus kemudian menyampaikan sebuah perumpamaan, “Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi juga memukulnya dan sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati” (Luk. 10:30). Seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho pastilah mengacu kepada ahli Taurat itu. Dia turun dari Yerusalem, kota damai sejahtera (Ibr. 7:2), menuju ke Yerikho, kota yang terkutuk (Yos. 6:26). Dalam perjalanan menurun itu, ia mengalami pengalaman yang mengerikan.
Sampai di sini, kita bisa mengajukan sebuah pertanyaan: Dalam pengalaman rohani kita, seberapa seringkah kita pergi meninggalkan “kota damai sejahtera” kita (tempat kediaman Allah di dalam roh) dan pergi ke “kota yang terkutuk” (dunia)? Ketahuilah bahwa dalam perjalanan menurun ini, hukum Taurat sama sekali tidak dapat menolong kita, sebaliknya malah memukul, merampok, dan mematikan kita (1 Kor. 15:56; Rm. 7:11-13).
Seringkali kita merasa kehilangan sukacita, damai sejahtera, bahkan tidak ada kekuatan rohani. Terhadap daya tarik dosa dan dunia, kita seolah tak berdaya. Mengapa? Sebab pada saat itu tanpa sadar kita sedang berjalan menurun ke “Yerikho”, yakni meninggalkan persekutuan dengan Tuhan di dalam roh kita. Saudara saudari kekasih, apa pun situasi kita, janganlah meninggalkan persekutuan kita dengan Tuhan (1 Kor. 1:9). Kediaman Allah hari ini adalah di dalam roh kita (Ef. 2:22; 1 Kor. 3:16), dan di sanalah kita harus menetap.

No comments: