Hitstat

26 December 2008

Lukas Volume 4 - Minggu 1 Sabtu

Memilih Bagian yang Terbaik
Lukas 10:41-42
Tetapi Tuhan menjawabnya: ”Marta, Marta, Engkau kuatir dan menyusahkan dirimu dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”

Ayat Bacaan: 10:38-42; Yes. 30:15

Maria telah memilih bagian terbaik, yaitu bersekutu dengan Tuhan. Tuhan menghendaki Marta belajar seperti saudaranya dalam hal ketenangan yang di dalam, bukan dalam hal mengurus pekerjaan di luar. Di luaran, kita boleh jadi sibuk seperti Marta, tetapi di batin kita, harus belajar menjadi seperti Maria yaitu mutlak bersatu dengan Tuhan. Walaupun di luar kita sibuk mengerjakan hal-hal, tetapi di dalam batin kita harus senantiasa bersekutu dengan Tuhan dalam ketenangan.
Kemah Allah dalam Perjanjian Lama terbagi atas pelataran luar, ruang kudus dan ruang maha kudus. Keadaan di pelataran luar sangat sibuk, ada orang yang membawa persembahan-persembahan, ada pula orang-orang Lewi yang menyembelih kambing domba. Dalam sehari entah berapa banyak waktu yang diperlukan untuk melakukan semua itu. Namun, bagaimanakah keadaan di dalam ruang maha kudus? Walaupun sepanjang hari di pelataran luar banyak orang, tetapi di ruang maha kudus sangat senyap. Di pelataran luar boleh gaduh, tetapi di ruang maha kudus sedikit pun tidak terpengaruh, sangat tenang. Tubuh kita boleh sibuk melayani atau bekerja, tetapi roh kita harus penuh perhentian dan damai sejahtera. Inilah kehidupan orang Kristen.
Kita, orang-orang Kristen, seharusnya hidup dalam suasana doa yang berkesinambungan. Bukan juga pagi-pagi bangun berdoa, kemudian ketika bekerja tidak berdoa lagi. Karena kita mau hidup di hadapan Tuhan, maka meskipun di luar sibuk bekerja, di dalam tetap mempunyai persekutuan dengan Tuhan. Memang kita perlu mempunyai doa pada waktu-waktu tertentu, membaca Alkitab pada waktu-waktu tertentu; tetapi selain waktu-waktu tersebut, roh di dalam kita haruslah tetap bersekutu dengan Tuhan.
Kita harus ingat bahwa kekuatan kehidupan kita mutlak tergantung pada persekutuan antara roh kita dengan Tuhan. Kegagalan kita dalam kehidupan ini ialah begitu kita sibuk, segera di dalam kita timbul perasaan kacau. Kita harus tahu, perhentian adalah kekuatan hidup kita. Firman Allah mengatakan, “Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu” (Yes. 30:15).

No comments: