Hitstat

19 December 2008

Lukas Volume 3 - Minggu 4 Sabtu

Walau Ditolak Namun Bergembira di Dalam Roh
Lukas 10:21
Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa,
itulah yang berkenan kepada-Mu.”


Ayat Bacaan: Luk. 10:13-14, 21; Kej. 14:19 22

Walaupun dalam pemberitaan Injil-Nya Tuhan Yesus mengalami penolakan (Luk. 10:13-15), namun Dia tidak kecewa dan putus asa, melainkan bergembira di dalam Roh Kudus (Luk. 10:21). Dalam kegembiraan-Nya, Dia memuji Bapa, Tuhan langit dan bumi. Sebutan “Bapa” mengacu kepada hubungan Bapa dengan Dia (Putra), sedangkan sebutan “Tuhan langit dan bumi” mengacu kepada hubungan Allah dengan alam semesta. Ketika di bumi ada seorang manusia yang berdiri bagi Allah, maka Allah disebut sebagai Yang empunya langit dan bumi (Kej. 14:19, 22).
Selanjutnya Putra memuji Bapa karena Dia telah “menyembunyikan” semuanya itu (wahyu tentang Bapa dan Putra) dari orang bijak dan orang pandai, dan menyatakannya kepada orang kecil. “Orang bijak dan orang pandai”, mengacu kepada orang yang menganggap diri sendiri bijak dan pandai. Jika kita ingin menerima wahyu tentang Bapa dan Putra, kita tidak boleh menganggap diri sendiri bijak dan pandai. Sebaliknya, kita perlu dengan rendah hati menganggap diri sendiri seperti bayi-bayi, seperti orang-orang yang tidak memiliki pengetahuan, sebab Bapa berkenan mewahyukan pengenalan akan Putra dan Bapa kepada anak-anak kecil (orang kecil, LAI).
Di satu sisi, Tuhan mengalami penolakan oleh penduduk Khorazim, Betsaida, dan Kapernaum karena Injil-Nya (Luk. 10:13-14), tetapi di sisi yang lain, Dia bergembira di dalam Roh Kudus. Yang membuat Tuhan gembira bukan orang atau situasi sekitar, tetapi wahyu Bapa (Luk. 10:21). Pada saat yang paling menyulitkan, paling bisa membuat orang putus asa, Dia tetap menjunjung tinggi kehendak Allah dan bersukacita karenanya. Tuhan Yesus mendapatkan perhentian bersandarkan hubungan antara dirinya dengan Bapa.
Saudara saudari terkasih, asal ada perkenan dan pujian Bapa, cukuplah. Tidak peduli bagaimana perlakuan orang terhadap kita, tidak seharusnya mengusik batin kita. Asal kita telah melakukan kehendak Bapa seturut dengan jalan dan rencana-Nya, kesulitan apa pun tidak seharusnya menenggelamkan roh kita. Situasi di sekeliling kita bisa berubah, orang-orang juga bisa berubah, tetapi kasih setia dan rahmat Tuhan langit dan bumi mustahil berubah.

No comments: