Hitstat

10 December 2008

Lukas Volume 3 - Minggu 3 Kamis

Bersatu dengan Kematian Kristus
Lukas 9:23-24
“...Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya... barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya...”

Ayat Bacaan: Luk. 9:23-24

Untuk menikmati tahun Yobel, tahun pembebasan, tidak hanya Tuhan Yesus yang harus melewati proses kematian dan kebangkitan, kita pun harus bersatu dengan kematian dan kebangkitan-Nya. Oleh sebab itu, Tuhan berkata kepada murid-murid-Nya, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya” (Luk. 9:23-24). Untuk berbagian dalam Tahun Yobel, kita perlu memikul salib kita setiap hari dan menyangkal hayat jiwa.
Salib dibuat oleh pemerintahan Romawi bukan untuk membuat seseorang menderita, tetapi untuk membunuhnya. Jadi makna salib bukanlah penderitaan, melainkan pembunuhan. Salib membunuh dan mengakhiri pendosa. Bagi kita, memikul salib berarti meletakkan diri kita di bawah pembunuhan salib, khususnya atas ego, alamiah, dan manusia lama kita. Tanpa memikul salib dan menyangkal ego, kita tidak dapat mengikuti Tuhan dan menikmati Yobel.
Misalnya, ketika di dalam kehidupan keluarga ada suatu hal yang merangsang kita untuk marah, bagaimanakah sikap kita? Kalau kita terpancing untuk marah, maka realitas Yobel segera hilang, sebab seseorang tidak mungkin marah-marah sambil bersukacita. Itu mustahil. Saat kita marah-marah pasti tidak ada sukacita dan damai sejahtera. Tetapi apabila kita mau memikul salib dan menyangkal ego kita, maka kita akan kembali ke dalam roh kita dan berkontak dengan Tuhan yang adalah Roh itu. Hasilnya, ego kita dimatikan, sukacita dan damai sejahtera pun terbit dari dalam roh kita. Inilah contoh pengalaman yang riil atas tahun Yobel melalui memikul salib dan menyangkal hayat jiwa kita.
Saudara saudari, tidak ada satu perkara pun yang boleh mengganggu damai sejahtera kita. Seharusnya dalam setiap perkara, tak peduli itu perkara apa, kita tetap dapat menikmati Yobel, tetap memiliki sukacita dan damai sejahtera. Namun jalannya bukan dengan menekan amarah atau menyiksa diri, melainkan dengan membiarkan salib itu membunuh ego, alamiah, dan manusia lama kita. Hanya kaum imani yang demikian yang dapat menikmati Yobel yang sejati!

No comments: