Hitstat

27 December 2008

Lukas Volume 4 - Minggu 2 Minggu

Tuhan, Ajarlah Kami Berdoa!
Lukas 11:1
Pada suatu kali Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya: “Tuhan, ajarlah kami berdoa, ...”

Ayat Bacaan: Luk. 11:2-4; Pkh. 5:1; Yoh. 12:27-28; Ef. 1:4; 1 Ptr. 4:15-16; Rm. 14:17

Sebenarnya, tidak ada seorang pun dari kita yang bisa berdoa. Sebab itu, kita harus minta Tuhan mengajari kita berdoa (Luk. 11:1). Kita datang ke hadapan Tuhan membuka mulut berdoa, jangan menurut ketentuan kita, jangan menurut maksud hati kita, jangan menurut kecenderungan hati kita; harus menaruh diri kita di hadapan Tuhan, dengan tenang menantikan Tuhan melalui Roh-Nya mengajar kita bagaimana berdoa.
Seringkali kita tidak tahu bagaimana berdoa dan harus mendoakan apa. Namun asal kita mau melatih roh kita berseru kepada Tuhan, di dalam kita segera merasakan sesuatu, lalu berdoalah menurut apa yang kita rasakan itu. Kalau kita berdoa menurut perasaan yang di dalam ini, berarti kita berdoa menurut ajaran dan pimpinan Roh Tuhan yang diberikan kepada kita.
Doa rohani yang sejati adalah meminta Allah menggenapkan kehendak-Nya. Sebab itu kita tidak boleh berdoa menurut kehendak sendiri, harus meminta menurut kehendak Allah. Kita harus dengan tenang menunggu, menurut perasaan yang Allah berikan di dalam roh kita berdoa (Pkh. 5:1; lih. Yoh. 12:27-28).
Dalam Lukas 11:2 Tuhan memberikan teladan doa kepada kita. Pertama, kita perlu berdoa agar nama Bapa dikuduskan dan kerajaan-Nya datang (Luk. 11:2). Dikuduskan berarti dipisahkan dan berbeda dari semua yang umum (Ef. 1:4). Agar nama-Nya dikuduskan, kita harus mengekspresikan Dia dalam kehidupan kita. Caranya, setiap hari kita perlu dijenuhi dengan sifat kudus-Nya (1 Ptr. 4:15-16). Kemudian kita juga perlu berdoa agar kerajaan surgawi Bapa didatangkan ke bumi (Luk. 11:2). Kerajaan ini penuh dengan kebenaran, damai sejahtera dan sukacita di dalam Roh Kudus (Rm. 14:17).
Kedua, kita perlu berdoa bagi keperluan kita. Allah sebagai Bapa kita tidak ingin umat-Nya kuatir tentang hari besok ; Dia ingin kita hidup oleh iman, memiliki kehidupan yang saling mengampuni, kehidupan yang dilepaskan dari hal-hal yang jahat. Kita harus meminta kepada Bapa untuk tidak membawa kita ke dalam pencobaan tetapi dilepaskan dari yang jahat (Luk. 11:3-4). Kita perlu memiliki doa yang seimbang. Di satu aspek, kita berdoa untuk keperluan kita, di aspek lain, kita tidak boleh melupakan kehendak Tuhan.

No comments: