Hitstat

10 June 2010

Kisah Para Rasul Volume 8 - Minggu 1 Jumat

Penangkapan Paulus
Kisah Para Rasul 21:27-28
Ketika masa tujuh hari itu sudah hampir berakhir, orang-orang Yahudi yang datang dari Asia, melihat Paulus di dalam Bait Allah, lalu mereka menghasut rakyat dan menangkap dia.

Ayat Bacaan: Kis. 21:27; Rm. 8:3; Gal. 3:21

Dari Kisah Para Rasul 21:27 dan seterusnya kita melihat kedaulatan Tuhan dengan cara khusus. Kita juga melihat simpati-Nya. Di satu pihak, Paulus itu setia. Di pihak lain, Paulus itu masih manusia dan tidak dapat menolong dirinya sendiri (Kis. 21). Tuhan tidak memiliki siapa pun yang lebih baik atau lebih setia daripada Paulus. Karena itu, penangkapan Paulus adalah tindakan Tuhan untuk menengahi dan menyelamatkan Paulus dari percampuran antara praktek-praktek hukum Taurat dengan ekonomi Perjanjian Baru Allah di Yerusalem dan kemudian menyelamatkannya dari orang-orang Yahudi yang berkomplot untuk membunuhnya.
Kaum beriman yang sebermula tidak jelas mengenai ekonomi Perjanjian Baru Allah dalam kaitannya dengan bait agama Yahudi, mereka tetap tinggal dalam suatu percampuran antara iman Kristen dan hukum Taurat Musa. Roma 8:3 mencantumkan bahwa kita tidak mungkin melakukan hukum Taurat, karena tubuh lahiriah kita terlalu lemah untuk melakukan hukum Taurat. Galatia 3:21 juga mengatakan bahwa hukum Taurat ttdak mampu menghidupkan, hukum Taurat hanya membuat tuntutan-tuntutan terhadap manusia; dan tidak pernah menyuplai hayat.
Gereja harus menjadi suatu rumah yang dipenuhi dengan Kristus dan tersusun oleh-Nya. Karena itu, isi gereja tidak boleh ada hal lain selain Kristus. Jika tidak, elemen-elemen kebudayaan yang baik, khususnya tradisi, filsafat dan adat istiadat, dapat menyusupi gereja dan menjenuhinya. Simpati manusia terhadap tradisi dan latar belakang selalu menghasilkan suatu campur aduk antara yang baru dengan yang lama. Hukum Taurat harus diperlakukan dengan mati, tetapi Allah harus diperhidupkan. Mati terhadap hukum Taurat dan hidup terhadap Allah. Kita hidup terhadap Allah berarti membiarkan Allah hidup. Kapan saja kita berpaling kepada Allah, saat itu juga kita hidup, dan saat yang bersamaan Allah juga hidup. Allah menghendaki kita hidup berdasarkan hayat-Nya. Jika kita ingin disusun dengan Kristus, Kristus harus ditambahkan ke dalam kita lebih banyak. Kita harus dijenuhi, diresapi dengan Kristus dan mengalami Dia tergarap ke dalam kita. Inilah ekonomi Perjanjian Baru Allah.

Sehingga oleh imanmu Kristus berumah di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih. (Ef. 3:17. Tl.)

No comments: