Hitstat

13 June 2010

Kisah Para Rasul Volume 8 - Minggu 2 Senin

Pertanyaan Pertobatan Paulus
Kisah Para Rasul 22:8,10
Jawabku: Siapakah Engkau, Tuhan? Kata-Nya: Akulah Yesus, orang Nazaret, yang kauaniaya itu … Lalu kataku: Tuhan, apakah yang harus kuperbuat? Kata Tuhan kepadaku: Bangkitlah dan pergilah ke Damsyik...

Ayat Bacaan: Kis. 22:6-11; Ef. 1:22-23; 5:30; 4:4; 2:16, 42; Rm. 12:4-5; 1012-13; 1 Kor. 12:12-27; 6:17; Gal. 5:25

Pertanyaan-pertanyaan Saulus dalam pertobatannya tentang siapakah Tuhan dan apakah yang harus ia perbuat, menjadi pengalaman yang sangat dalam bagi Paulus. Pengalaman Paulus ini pasti telah membuat satu kesan yang kuat sehingga mempengaruhi ministrinya di kemudian hari, dan meletakkan satu pondasi bagi ministrinya. Melalui pengalamannya itulah ia mengenal dua perkara yang sangat penting di alam semesta ini, yakni Kristus dan Tubuh-Nya. Mengenai Tubuh Kristus, Paulus sangat tegas di dalam pemberitaannya (Rm. 12:4-5; 1 Kor. 12:12-27; Ef. 1:22-23; 2:16; 4:4, 16). Ia adalah satu-satunya penulis dalam Perjanjian Baru yang memakai istilah “Tubuh Kristus”. Ia menanamkan penekanan yang kuat tentang Tubuh, karena pada waktu pertobatannya ia telah mendengar satu berita mengenai “Aku” yang korporat, satu berita mengenai Tubuh Kristus.
Puji Tuhan! Kristus adalah kepala dan kita adalah anggota tubuh-Nya (Ef. 1:22-23; 5:30; Rm. 12:5). Kita dengan Tuhan memiliki kesatuan yang organik melalui pemilihan Allah, penebusan Kristus, dan kelahiran kembali dari Roh itu. Bukan hanya itu saja, kita bahkan memiliki kesatuan yang organik dengan kaum beriman lainnya melalui baptisan (1 Kor. 12:13).
Setelah kita memiliki kesatuan yang sedemikian ajaib, maka kita perlu terus tinggal di dalam kesatuan ini. Jalan pertama adalah melalui senantiasa bersekutu dengan Tuhan di dalam roh (1 Kor. 6:17, Gal. 5:25). Hal ini dapat kita lakukan melalui menyeru nama Tuhan, senantiasa berdoa dan membaca Firman dengan mendoa-bacakannya (Rm. 10:12-13; Ef. 6:17-18; Yer. 15:16). Jalan kedua adalah melalui berhimpun (Kis. 2:42,46; Ibr. 10:24-25). Berhimpun bersama membuat kita saling memperhatikan, saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik, membuat kita mempunyai persekutuan rohani dengan kaum beriman, serta mendapatkan suplai hayat. Sebab itu, bersidang atau berhimpun bersama bagi orang Kristen sangatlah penting. Hayat orang Kristen bukan seperti hayat kupu-kupu yang boleh berdiam sendirian dan dapat pergi sesukanya. Hayat kita adalah seperti hayat kawanan domba yang menuntut kita menempuh hidup berkelompok dan tidak bisa menyendiri.

Kristus...sebagai Kepala dari segala yang ada. Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu. (Ef. 1:22-23)

No comments: