Hitstat

22 June 2010

Kisah Para Rasul Volume 8 - Minggu 3 Rabu

Kuatkanlah Hatimu
Kisah Para Rasul 23:11
Pada malam berikutnya Tuhan datang berdiri di sisinya dan berkata kepadanya, ”Kuatkanlah hatimu, sebab sebagaimana engkau dengan berani telah bersaksi tentang Aku di Yerusalem, demikian jugalah engkau harus bersaksi di Roma.”

Ayat Bacaan: Kis. 20:22-24; Luk. 7:20-23; Mzm. 27:14; Why. 12:11

Tuhan mendorong Paulus agar ia tetap menguatkan hatinya untuk bersaksi di Roma seperti yang telah dilakukannya di Yerusalem (Kis. 23:11). Kali ini, Tuhan memang tidak melakukan suatu keajaiban untuk membebaskan Paulus dari belenggunya, namun kondisi ini adalah kehendak Tuhan bagi Paulus. Peristiwa ini mengingatkan kita kepada kisah Yohanes Pembaptis. Tuhan tidak melakukan mujizat apapun untuk menolong Yohanes Pembaptis, meskipun Ia melakukan banyak mujizat untuk menolong orang lain (Luk. 7:21). Bahkan Dia berkata, “Berbahagialah orang yang tidak menolak Aku.” (Luk. 7:23). Ketika kita menjumpai penderitaan, yang paling kita harapkan adalah Tuhan segera mengulurkan tangan-Nya menolong kita. Namun banyak orang, ketika nampak bahwa apa yang Tuhan kerjakan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan dan apa yang tidak diharapkan ternyata merupakan kehendak-Nya, hati mereka menjadi kecewa dan mulai menyalahkan Tuhan. Saudara-saudari, setelah kita menjadi orang Kristen, hati kita perlu senantiasa dikuatkan agar dalam segala keadaan, kita tetap dapat dengan teguh bersaksi bagi Tuhan. Mazmur 27:14 berkata, “Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu!”
Ketika penderitaan datang dan kita mulai mencucurkan air mata untuk diri sendiri, kita akan menjadi orang-orang yang lemah, kehilangan kesaksian kita, mundur dari pekerjaan Allah dan menjadi tidak berguna. Demi melayani Allah, hati kita perlu diperlengkapi dengan tekad menderita agar hati kita menjadi kuat. Mempunyai tekad menderita berarti mempunyai senjata untuk mengatasi dan menaklukkan segala sengsara. Sehat atau sakit, cerah atau hujan, panas atau dingin, sulit, sengsara, bahkan matipun, kita tetap teguh berdiri bagi Tuhan. Tekad menderita adalah suatu senjata, dan ini membuat Iblis tak berdaya mengalahkan kita. Saudara saudari, kalau semula Tuhan pernah sekali menggerakkan kita, memerintahkan kita menempuh satu jalan, kita tidak boleh berhenti. Tuan Muller berkata, “Kunci rahasia seseorang bila ingin mendapatkan kesuksesan yang besar di hadapan Allah, tergantung pada tetap bertahan, bahkan sampai pada setengah jam yang terakhir.”

Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka, Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka... (Why. 12:11)

No comments: