Hitstat

14 June 2010

Kisah Para Rasul Volume 8 - Minggu 2 Selasa

Ditetapkan untuk Mengetahui Kehendak-Nya
Kisah Para Rasul 22:14
Lalu katanya: Allah nenek moyang kita telah menetapkan engkau untuk mengetahui kehendak-Nya, untuk melihat Yang Benar dan untuk mendengar suara yang keluar dari mulut-Nya.

Ayat Bacaan: Kis. 22:3-15

Sebelum bertobat, Paulus adalah seorang yang mengira dirinya berpengetahuan hebat, mengetahui segala perkara tentang manusia dan Allah. Suatu hari dalam perjalanan ke Damsyik, Tuhan menjumpai dan menanggulanginya, sehingga dia menjadi buta dan bahkan harus dituntun oleh kawan-kawan seperjalanannya (Kis. 22:3-11). Di saat seperti itulah baru Paulus menyadari bahwa selama ini yang dilakukan adalah kehendaknya sendiri, bukan kehendak Tuhan.
Sebelum kita diselamatkan, segala tingkah laku kita menuruti kemauan hati kita sendiri. Akan tetapi, sekarang kita telah percaya Tuhan, kita mengakui Dia sebagai Tuhan yang kita layani dan kita adalah umat tebusan-Nya, milik-Nya, dan hamba-Nya. Jadi, setelah kita beroleh selamat, terjadilah suatu perubahan yang mendasar, yaitu semua tingkah laku dan cara hidup kita tidak lagi menuruti kesenangan diri sendiri, melainkan harus menuruti kehendak Allah. Itu berarti setelah kita percaya Tuhan, inti kehidupan kita telah berubah; intinya bukan lagi diri kita, melainkan Tuhan. Maka, setelah kita diselamatkan, perkataan kita yang pertama ialah, “Tuhan, apakah yang harus kuperbuat?” Perkataan ini pernah diucapkan Paulus (Kis. 22:10) dan kita juga perlu mengucapkannya. Sewaktu kita menjumpai suatu urusan, kita harus berkata kepada Tuhan, “Tuhan, jangan menurut kemauanku, melainkan menurut kemauan-Mu saja.” Perkataan ini harus selalu kita ucapkan kepada Tuhan ketika kita hendak menentukan masa depan kita atau memilih jalan yang harus kita tempuh.
Suatu kali saudara Watchman Nee bertanya kepada Miss Barber mengenai pengalamannya dalam mematuhi kehendak Allah. Ia berkata, “Setiap kali Allah menunda untuk memberi tahu kehendak-Nya kepadaku, aku segera menyadari bahwa di dalamku masih ada hati yang tidak rela untuk mematuhi kehendak Allah. Di dalamku pasti masih ada dosa atau perkara yang tidak tepat. Aku menyadari hal ini dari banyak pengalaman.” Selain itu Miss Barber juga pernah berkata, “Rahasia untuk memahami kehendak Allah diperlukan 95% perkara taat kepada kehendak Allah dan cukup 5% saja perkara pemahaman.” Artinya, ketaatan kita kepada kehendak Allah adalah tuntutan Allah yang utama.

Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri. (Yoh. 7:17)

No comments: