Hitstat

03 January 2014

Filipi - Minggu 19 Jumat



Pembacaan Alkitab: 2 Tim. 3:16; Yoh. 6:63


Meskipun memperhidupkan Kristus merupakan hal yang rahasia, tetapi hal itu tidak rahasia sedemikian rupa sehingga kita tidak dapat memahaminya sama sekali. Kelak kita akan tahu bahwa memperhidupkan Kristus erat sekali hubungannya dengan kekayaan Kristus yang terwujud dalam suplai yang limpah lengkap dari Roh itu, dan suplai yang limpah lengkap dari Roh yang terwujud dalam firman Allah yang kaya. Alkitab bukan hanya firman Allah, tetapi juga pembicaraan dan nafas Allah. Dalam 2 Timotius 3:16 Paulus berkata bahwa Alkitab adalah hembusan Allah (Tl.). Melalui pembicaraan dan nafas Allah inilah banyak hal yang ajaib diwahyukan.

Puji Tuhan, di tangan kita, orang-orang Kristen, ada Alkitab; di dalam roh dan hati kita ada Roh Kudus. Sekarang kita perlu melihat apakah Roh Kudus dan apakah Alkitab.

Bila orang Kristen ditanya tentang Roh Kudus, mereka selalu menjawab: Roh Kudus adalah persona yang ketiga dari ke-Allahan. Mereka menunjukkan bahwa ke-Allahan terdiri atas tiga persona: Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Meskipun tidak salah mengatakan bahwa Roh Kudus adalah persona ketiga dari ke-Allahan, tetapi pengertian demikian tidaklah cukup. Kita wajib nampak, Bapa dan Anak sepenuhnya terwujud dalam persona ketiga dari ke-Allahan, yakni Roh Kudus. Ini berarti kita tidak dapat memisahkan Roh Kudus dari Anak atau Bapa.

Ketiga persona dari ke-Allahan ini bukan hanya serentak ada, juga saling huni. Karenanya, hubungan antara Bapa, Anak, dan Roh tidak saja serentak ada bahkan saling huni. Allah adalah tritunggal, Dialah tiga juga satu. Serentak ada berarti ada secara bersamaan. Saling huni jauh lebih sulit didefinisikan atau dipahami. Dipakai untuk Allah Tritunggal, istilah ini berarti Bapa, Anak, dan Roh Kudus berada dan hidup di dalam satu sama lain. Alkitab menunjukkan dengan jelas, ketika Anak datang, Bapa datang bersama Anak; demikian pula ketika Roh datang, Anak dan Bapa datang bersama-Nya. Selain itu, ketika Anak datang, Bapa bukan datang bersama-sama di luar Anak, melainkan datang bersama-sama di dalam Anak secara subyektif.

Dalam Perjanjian Baru kita nampak bahwa Roh dan firman adalah satu. Tuhan Yesus berkata, “Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup” (Yoh. 6:63). Kita tidak boleh memisahkan Roh Kudus yang ada dalam batin kita dengan Alkitab yang ada dalam tangan kita. Keduanya adalah satu realitas ilahi. Di luar Roh Kudus, Alkitab akan menjadi hampa, dan tidak memiliki realitas sama sekali. Realitas Alkitab adalah Roh Kudus. Namun, kalau kita tidak mempunyai Alkitab, kita tidak akan memiliki perwujudan Roh Kudus. Di luar firman, tidak ada perwujudan Roh. Di satu aspek, Alkitab adalah perwujudan Roh itu; di aspek lain, Roh itu adalah realitas Alkitab. Kita selamanya tidak boleh memisahkan keduanya.

Kita bersyukur kepada Tuhan karena kedua pemberian yang indah ini: Roh Kudus yang di dalam dan Alkitab yang di luar. Kita telah nampak bahwa Roh Kudus adalah Allah Tritunggal yang mencapai kita secara penuh. Ketika Roh Kudus mencapai kita, Allah Tritunggal beserta dengan kita. Namun, karena Roh itu abstrak lagi rahasia, maka kita perlu mengetahui bahwa Roh itu terwujud di dalam firman. Jika kita sekarang ingin memperhidupkan Kristus, kita perlu mengalami Roh yang di dalam, dan menikmati firman yang di luar. Dalam pengalaman kita, Roh dan firman harus bersatu. Tiap kali kita membaca Alkitab, kita juga harus berdoa, itulah mendoabacakan firman Tuhan. Dengan mendoabacakan firman Tuhan, kita melatih roh kita untuk berkontak dengan Roh Kudus. Dengan demikian, kita menggabungkan Roh Kudus dengan Alkitab. Hasilnya, dalam pengalaman kita, Roh dan firman akan menjadi semacam kenikmatan, dan kenikmatan ini tidak lain ialah Allah Tritunggal.


Sumber: Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 2, Berita 38

No comments: