Hitstat

17 January 2014

Filipi - Minggu 21 Jumat



Pembacaan Alkitab: Fllp. 4:13; Kol. 3:17


Saya ingin menekankan sekali lagi bahwa di dalam nama Tuhan bukan sekadar memakai nama-Nya sebagai stempel atau tanda tangan untuk penutupan suatu doa, melainkan berarti di dalam persona Tuhan Yesus. Ketika Kristus Sang Anak datang di dalam nama Bapa, Dia tidak memakai nama Bapa sebagai tanda tangan atau stempel. Sebaliknya, Dia datang dalam persona Bapa. Jangan mengira ketika Tuhan Yesus datang, hanya Anaklah yang datang, dan Bapa tidak datang. Tidak, ketika Anak datang, Bapa pun datang di dalam Dia dan bersama-sama dengan Dia. Yohanes 14:23 membuktikan hal ini: “Jika seseorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan tinggal bersama-sama dengan dia.” Di satu pihak, di sini Tuhan mengatakan Bapa mengasihi kita; di pihak lain, Ia mengatakan Bapa dan Anak datang kepada kita dan tinggal bersama-sama kita. Menurut ayat ini, jika kita mengasihi Anak, Bapa akan mengasihi kita. Lalu, Bapa dan Anak akan tinggal bersama-sama dengan kita. Ini menunjukkan ketika Anak datang kepada kita, Bapa pun datang. Namun, ini tidak berarti Bapa datang menyusul Anak. Bapa datang di dalam Anak, yaitu secara saling huni, saling mendiami. Yohanes 14:11 mengatakan bahwa Anak di dalam Bapa dan Bapa di dalam Anak. Istilah kecil “di dalam” ini sangat penting, sebab istilah ini menunjukkan perihal saling huni. Tuhan datang di dalam Bapa dan dengan Bapa di dalamNya. Inilah artinya Anak datang dalam nama Bapa.

Pikiran kita harus diperbarui dalam memahami makna berdoa di dalam nama Tuhan dan melakukan segala sesuatu dalam nama-Nya. Jangan lagi menganggap ungkapan “dalam nama Tuhan Yesus” sebagai stempel pengesahan. Kita sangat perlu nampak bahwa di dalam nama Tuhan Yesus berarti kita menjadi satu dengan Dia, kita berada di dalam Dia, dan Dia di dalam kita. Seperti halnya Anak di dalam Bapa dan Bapa di dalam Anak secara saling huni, kita pun harus menjadi satu dengan Tuhan sedemikian. Kita dan Tuhan Yesus harus saling huni; yakni, kita perlu berada di dalam Dia dan memiliki Dia di dalam kita. Kemudian kita benar-benar berada di dalam nama Tuhan.

Dalam Kolose 3:17 Paulus berkata, “Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur melalui Dia kepada Allah, Bapa kita.” Melakukan segala sesuatu di dalam nama Tuhan Yesus berkaitan dengan membiarkan perkataan Kristus menjenuhi kita dan meresapi kita. Kita akan dipenuhi, diresapi, dan dijenuhi dengan firman melalui berdoa, bernyanyi, dan bermazmur dengan firman, dan mengucap syukur kepada Allah Bapa atas firman. Dengan cara inilah seluruh diri kita, pikiran, tekad, emosi, dan roh kita akan dibangkitkan.

Kolose 3:17 berkaitan dengan Filipi 4:13, di mana Paulus berkata bahwa ia dapat melakukan segala hal di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadanya. Kalau kata “di dalam Dia” tidak sekadar istilah tetapi suatu hal yang praktis dan riil bagi kita, maka kita perlu membiarkan perkataan Kristus menjenuhi seluruh diri kita. Bila perkataan Kristus masuk ke dalam kita dan membangkitkan kita secara batiniah, kita akan benar-benar menjadi satu dengan Kristus. Kita akan ada di dalam Dia dengan sesungguhnya dalam pengalaman. Lalu, sebagaimana kita hidup dengan makanan yang kita makan, cerna, dan serap, kita pun akan melakukan segala hal dalam nama Dia, yakni yang telah menjenuhi, meresapi, dan berbaur dengan kita, dan yang telah menjadi satu secara riil dengan kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 2, Berita 42

No comments: