Hitstat

18 January 2014

Filipi - Minggu 21 Sabtu



Pembacaan Alkitab: Ef. 2:6; 2 Ptr. 1:4


Dalam Kolose 3:18—4:1 Paulus memberikan pesan atau petunjuk kepada para istri, para suami, anak-anak, bapak-bapak, hamba-hamba, dan tuan-tuan. Para istri harus tunduk kepada suami mereka, para suami harus mengasihi istri mereka, anak-anak harus menaati orang tua mereka, bapak-bapak tidak boleh menyakiti anak-anak mereka, para hamba harus patuh kepada tuan mereka, dan para tuan harus adil dan jujur terhadap hamba mereka. Namun, bagaimanakah seorang istri tunduk kepada suaminya, atau seorang suami mengasihi istrinya? Cara satu-satunya untuk tunduk dan mengasihi ialah berada di dalam nama Tuhan, menjadi satu dengan Tuhan.

Perhatikan bahwa Kolose 3:18—4:1 adalah kelanjutan langsung dari perkataan Paulus dalam ayat 16 dan 17. Ini berarti, jika kita tidak di dalam nama Tuhan Yesus, dan menjadi satu dengan Dia melalui dihuninya kita dengan perkataan Kristus secara limpah, kita tidak mungkin tunduk dan mengasihi. Semua petunjuk yang diberikan Paulus dalam bagian Surat Kolose ini tergenap “di dalam nama Tuhan Yesus”. Jika seorang saudari berbaur dengan Tuhan dan bersatu dengan Dia, dengan spontan ia akan tunduk kepada suaminya. Demikian pula, kalau seorang suami berbaur dengan Tuhan, dengan otomatis ia akan mengasihi istrinya. Begitu juga, seorang anak akan menghormati orang tuanya, seorang bapak akan tidak menyakiti anak-anaknya, seorang hamba akan patuh kepada tuannnya, dan seorang tuan akan adil dan jujur terhadap hambanya. Ini berarti seorang istri harus tunduk kepada suaminya dalam nama Tuhan, dan seorang suami harus mengasihi istrinya juga di dalam nama Tuhan. Selain itu, anak-anak harus menaati orang tua mereka, orang tua harus memperhatikan anakanak mereka, hamba harus patuh kepada tuannya dan tuan harus adil terhadap hambanya; semuanya di dalam nama Tuhan.

Sebagian besar orang Kristen hari ini telah diajarkan untuk hidup menurut etika. Mereka mengabaikan Allah Tritunggal yang menyalurkan diri-Nya sendiri ke dalam kaum beriman, dan membaurkan diri-Nya dengan mereka agar mereka dapat memperhidupkan Dia. Bahkan ada beberapa yang malah menentang wahyu ini. Mereka menuduh kita merendahkan Allah dan meninggikan manusia, memfitnah kita mengajarkan panteisme dan evolusi menjadi Allah. Alangkah buta dan bebalnya orang-orang itu! Alkitab mengajarkan bahwa Allah telah berinkarnasi, bahkan Ia merendahkan diri sedemikian rupa sehingga dilahirkan di palungan. Akhirnya, setelah Kristus dipaku di atas salib, Ia dikuburkan dalam makam, bahkan turun ke dalam alam maut untuk mempersiapkan jalan masuk ke dalam kita. Bukan kita yang meninggikan manusia, tetapi Kristuslah yang meninggikan kita. Berdasarkan Perjanjian Baru, ketika Ia dinaikkan, kita pun dinaikkan. Jika tidak, mana mungkin kita duduk bersama-sama dengan Dia di surga (Ef. 2:6)? Banyak sekali kebenaran ilahi yang diabaikan oleh orangorang Kristen hari ini, hal ini sungguh menyedihkan. Namun, dalam rahmat-Nya, Tuhan telah memperlihatkan kebenaran-kebenaran itu kepada kita. Kita telah nampak dalam Alkitab bahwa Allah Tritunggal ingin masuk ke dalam kita, membaurkan diri-Nya dengan kita, dan meninggikan kita ke surga, agar kita boleh hidup bersama-sama dengan Dia, dan menjadi satu dengan Dia. Jika ini menjadi pengalaman kita, segala hal yang kita lakukan pasti berada di dalam nama Tuhan Yesus. Alangkah bahagianya bila kita nampak kebenaran yang ajaib ini! Kita perlu waktu sepanjang kekekalan untuk mengetahui betapa kita telah diberkati oleh Tuhan dalam memahami hal ini. Oh, alangkah bahagianya kita dapat melakukan segala hal dalam nama Allah Tritunggal! Kalau seorang saudari tunduk kepada suaminya dalam nama Allah Tritunggal, maka ketundukannya ini adalah ketundukan yang ajaib, ilahi, dan sama sekali berbeda dengan ketundukan yang berasal dari ajaran etika. Ketundukannya bukan berasal dari hayat insan alamiah, melainkan dari hayat ilahi yang telah tergarap ke dalamnya.


Sumber: Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 2, Berita 42

No comments: