Hitstat

13 January 2014

Filipi - Minggu 21 Senin



Pembacaan Alkitab: Ef. 3:8; Kol. 2:9; 1 Kor. 12:3


Bagi kita, perkataan tentang kepenuhan Allah adalah kekayaan Kristus, dan kekayaan Kristus menduduki manusia batiniah kita boleh jadi hanya satu doktrin saja. Kita harus maju selangkah untuk bertanya, bagaimanakah kekayaan Kristus dapat memenuhi kita secara riil. Kepenuhan ke-Allahan dan kekayaan Kristus yang tidak terduga ini direalisasikan melalui Roh itu, dan di dalam Roh itu. Lagi pula, Roh itu terwujud di dalam firman. Di satu pihak, dalam Efesus 3:8 dan 17, Paulus mengatakan tentang kekayaan Kristus dan Ia berumah di dalam hati kita; di pihak lain, dalam Kolose 3:16, ia menyuruh kita membiarkan perkataan Kristus tinggal dengan limpahnya di dalam kita. Kata “dengan limpahnya” berhubungan dengan kata “kekayaan”, dan kata “tinggal” berhubungan dengan kata “berumah”. Kristus yang membawa kekayaan yang tidak terduga ini damba berumah dalam hati kita. Kolose 3:16 mengacu kepada kekayaan dan tinggalnya (berhuninya) perkataan Kristus di dalam kita.

Selain itu, menurut Efesus 3:19, bila Kristus berumah di dalam hati kita, kita akan dipenuhi hingga menjadi seluruh kepenuhan Allah. Kita berawal dari kepenuhan keAllahan, dan kini kembali lagi kepada kepenuhan ini. Kepenuhan Allah yang berasal dari kekekalan telah menjadi kekayaan Kristus yang tidak terduga. Sekarang, Kristus yang membawa kekayaan yang tidak terduga ini sedang berumah di dalam hati kita, agar kita boleh dipenuhi hingga menjadi seluruh kepenuhan ke-Allahan. Karena itu, di sini kita mempunyai suatu siklus yang lengkap: berawal dari kepenuhan ke-Allahan, dan kembali lagi kepada kepenuhan ini. Kita memuji Tuhan, karena melalui Roh dan firman, kita dapat mengalami kekayaan Kristus yang tidak terduga dan dipenuhi hingga menjadi seluruh kepenuhan Allah!

Dalam ekonomi Allah, Roh adalah pencapaian perampungan sempurna dari Allah Tritunggal kepada manusia. Seperti telah kita ketahui, ketika Roh itu datang kepada kita, Allah Tritunggal datang. Seiring dengan Roh itu Allah mengaruniakan firman kepada kita. Di satu aspek, kita mempunyai Roh sebagai pencapaian perampungan sempurna dari Allah Tritunggal; di aspek lain, kita mempunyai firman sebagai wujud dari Roh. Kita tidak boleh memisahkan firman dari Roh. Bagaimana hayat dan tubuh jasmani kita merupakan satu kesatuan, satu organisme yang lengkap dan hidup, maka Roh dan firman juga satu adanya. Sebagai manusia, kita harus memiliki tubuh yang terlihat dan terjamah, dan hayat yang tidak terlihat dan tidak terjamah. Demikian pula, sebagai kaum beriman, kita perlu firman dan Roh itu. Tambahan pula, sebagaimana tubuh kita beroleh semangat dan kekuatan dari hayat yang tidak terlihat dalam tubuh kita, demikian pula, Roh itulah yang membuat firman itu menjadi hidup dan berkhasiat.

Sebagai Roh almuhit, Allah Tritunggal beserta dengan kita. Kita tidak perlu berpuasa dan berdoa untuk dapat menerima Roh itu, tetapi cukup hanya dengan menyeru nama Tuhan Yesus. Dari pengalaman kita mengetahui, bila kita berseru, “O, Tuhan Yesus,” kita sudah menerima Roh itu (1 Kor. 12:3). Kemudian, Roh itu akan memalingkan kita kepada firman. Banyak di antara kita yang dapat bersaksi, setiap kali kita menyeru nama Tuhan Yesus dengan iman dan kasih, kita akan segera menerima Roh itu, dan dengan otomatis kita akan tertarik kepada Alkitab. Ini menunjukkan bahwa Roh dan firman itu satu adanya. Ekonomi Allah tergantung pada firman dan Roh. Kita harus memiliki kedua-duanya, dan tidak memisahkan Mereka. Kita perlu firman sebagai tubuh dan Roh sebagai hayat.


Sumber: Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 2, Berita 41

No comments: