Hitstat

17 November 2017

Matius - Minggu 7 Jumat

Pembacaan Alkitab: Mat. 5:3
Doa baca: Mat. 5:3
Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang punya Kerajaan Surga.


Matius 5:1-12 menggambarkan sembilan aspek hakiki umat kerajaan. Mereka adalah orang-orang yang miskin di dalam roh, yang berduka atas keadaan saat ini, yang lemah lembut dalam menanggung tentangan, yang lapar dan haus akan kebenaran, yang bermurah hati, yang suci (murni) hatinya, yang membawa damai, yang menderita aniaya karena kebenaran, dan yang dicela serta difitnah. Setiap aspek dimulai dengan kata “diberkati” (berbahagialah). Kata “diberkati” ini dalam bahasa Yunaninya memiliki arti “diberkati dan berbahagia”. Berkat dan bahagia di sini bukanlah suatu hal yang remeh, melainkan suatu hal yang berbobot. Ketika Anda mendengar perkataan, “Berbahagialah orang yang miskin dalam roh”, Anda tidak seharusnya bersorak dan melompat-lompat. Berbahagia dalam ayat ini adalah sesuatu yang dalam.

Dalam ayat 3 Raja baru berkata, “Berbahagialah orang yang miskin di dalam roh, karena merekalah yang punya Kerajaan Surga” (Tl.). Kerajaan Surga pertama-tama berhubungan dengan roh kita. Roh ini bukan mengacu kepada Roh Allah, melainkan roh insani kita, bagian yang paling dalam dari diri kita, yaitu organ untuk berkontak dengan Allah dan memahami hal-hal rohani. Miskin di dalam roh bukan berarti memiliki roh yang miskin. Memiliki roh yang miskin sangatlah menyedihkan. Tetapi jika kita miskin di dalam roh, kita bahagia. Miskin di dalam roh bukan hanya mengacu kepada rendah hati, tetapi juga dikosongkan di dalam roh, dalam kedalaman diri manusia kita, tidak berpegang pada hal-hal lama dari zaman yang lama, tetapi dibongkar untuk menerima hal-hal yang baru, hal-hal Kerajaan Surga. Kita perlu menjadi miskin, dikosongkan, dan dibongkar dalam bagian apa adanya kita yang satu ini, sehingga kita dapat memahami dan memiliki Kerajaan Surga. Ini menyiratkan bahwa Kerajaan Surga bersifat rohani, bukan bersifat materi.

Kita harus mengosongkan roh kita dari semua hal usang yang memenuhinya. Roh orang-orang Yahudi juga penuh; roh mereka sepenuhnya terisi dengan perkara-perkara agama mereka. Orang-orang Yunani penuh dengan filsafat mereka. Pernah saya bekerja dengan seorang Yunani yang sangat membanggakan bahasa dan filsafat Yunani. Meskipun pikiran dan roh orang-orang Yunani telah terisi, tetapi berdasarkan pengalaman saya bersama mereka, orang-orang Yunani agak mudah dihampakan. Mereka tidak keras kepala. Hari ini banyak juga orang Kristen yang rohnya terisi. Jika Anda berbicara dengan mereka yang berada dalam denominasi, Anda akan merasakan bahwa roh mereka terisi. Hampir semua macam orang Kristen hari ini rohnya terisi oleh hal-hal lain selain Allah. Ketika Tuhan Yesus memberitakan, “Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat!” (4:17), tidak banyak orang yang dapat menerima perkataan-Nya, karena roh mereka telah terisi hal-hal lain. Minuman yang terbaik diberikan, tetapi bejana mereka telah terisi. Jadi, mereka tidak dahaga. Kapan kala roh kita terisi, kita tidak mempunyai daya muat dalam bejana kita, bahkan untuk minuman yang terbaik sekalipun. Karena itu, ketika Tuhan berbicara kepada murid-murid-Nya di atas gunung, kata pembuka dari pengumuman-Nya ialah kita harus miskin di dalam roh, yaitu roh kita harus dihampakan dari segala sesuatu.



Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 1, Berita 13

No comments: