Pembacaan Alkitab: Mat. 5:3
Doa baca: Mat. 5:3
Berbahagialah orang yang miskin di hadapan
Allah, karena merekalah yang punya Kerajaan Surga.
Matius 5:1-12
menggambarkan sembilan aspek hakiki umat kerajaan. Mereka adalah orang-orang
yang miskin di dalam roh, yang berduka atas keadaan saat ini, yang lemah lembut
dalam menanggung tentangan, yang lapar dan haus akan kebenaran, yang bermurah
hati, yang suci (murni) hatinya, yang membawa damai, yang menderita aniaya
karena kebenaran, dan yang dicela serta difitnah. Setiap aspek dimulai dengan
kata “diberkati” (berbahagialah). Kata “diberkati” ini dalam bahasa Yunaninya
memiliki arti “diberkati dan berbahagia”. Berkat dan bahagia di sini bukanlah
suatu hal yang remeh, melainkan suatu hal yang berbobot. Ketika Anda mendengar
perkataan, “Berbahagialah orang yang miskin dalam roh”, Anda tidak seharusnya
bersorak dan melompat-lompat. Berbahagia dalam ayat ini adalah sesuatu yang
dalam.
Dalam ayat 3 Raja baru berkata, “Berbahagialah
orang yang miskin di dalam roh, karena merekalah yang punya Kerajaan Surga”
(Tl.). Kerajaan Surga pertama-tama berhubungan dengan roh kita. Roh ini bukan
mengacu kepada Roh Allah, melainkan roh insani kita, bagian yang paling dalam
dari diri kita, yaitu organ untuk berkontak dengan Allah dan memahami hal-hal
rohani. Miskin di dalam roh bukan berarti memiliki roh yang miskin. Memiliki
roh yang miskin sangatlah menyedihkan. Tetapi jika kita miskin di dalam roh,
kita bahagia. Miskin di dalam roh bukan hanya mengacu kepada rendah hati,
tetapi juga dikosongkan di dalam roh, dalam kedalaman diri manusia kita, tidak
berpegang pada hal-hal lama dari zaman yang lama, tetapi dibongkar untuk
menerima hal-hal yang baru, hal-hal Kerajaan Surga. Kita perlu menjadi miskin,
dikosongkan, dan dibongkar dalam bagian apa adanya kita yang satu ini, sehingga
kita dapat memahami dan memiliki Kerajaan Surga. Ini menyiratkan bahwa Kerajaan
Surga bersifat rohani, bukan bersifat materi.
Kita harus mengosongkan roh kita dari semua
hal usang yang memenuhinya. Roh orang-orang Yahudi juga penuh; roh mereka
sepenuhnya terisi dengan perkara-perkara agama mereka. Orang-orang Yunani penuh
dengan filsafat mereka. Pernah saya bekerja dengan seorang Yunani yang sangat
membanggakan bahasa dan filsafat Yunani. Meskipun pikiran dan roh orang-orang
Yunani telah terisi, tetapi berdasarkan pengalaman saya bersama mereka,
orang-orang Yunani agak mudah dihampakan. Mereka tidak keras kepala. Hari ini
banyak juga orang Kristen yang rohnya terisi. Jika Anda berbicara dengan mereka
yang berada dalam denominasi, Anda akan merasakan bahwa roh mereka terisi.
Hampir semua macam orang Kristen hari ini rohnya terisi oleh hal-hal lain
selain Allah. Ketika Tuhan Yesus memberitakan, “Bertobatlah, sebab Kerajaan
Surga sudah dekat!” (4:17), tidak banyak orang yang dapat menerima
perkataan-Nya, karena roh mereka telah terisi hal-hal lain. Minuman yang
terbaik diberikan, tetapi bejana mereka telah terisi. Jadi, mereka tidak
dahaga. Kapan kala roh kita terisi, kita tidak mempunyai daya muat dalam bejana
kita, bahkan untuk minuman yang terbaik sekalipun. Karena itu, ketika Tuhan
berbicara kepada murid-murid-Nya di atas gunung, kata pembuka dari
pengumuman-Nya ialah kita harus miskin di dalam roh, yaitu roh kita harus
dihampakan dari segala sesuatu.
Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 1, Berita 13
No comments:
Post a Comment