Pembacaan Alkitab: Mat. 4:12
Doa baca: Mat. 4:12
Tetapi waktu Yesus mendengar bahwa Yohanes
telah ditangkap, menyingkirlah Ia ke Galilea.
Menurut konsepsi manusia, Yesus seharusnya
memulai ministri-Nya dari Bait Suci di kota suci, yaitu Yerusalem. Tetapi
datanglah berita yang mengatakan bahwa pendahulu-Nya, yaitu Yohanes Pembaptis,
telah dipenjarakan. Ini merupakan tanda bagi Raja baru bahwa Yerusalem telah
menjadi tempat penolakan. Karena itu, Ia tidak seharusnya memulai ministri
kerajaan-Nya di sana.
Atas ekonomi-Nya, Allah menghendaki suatu
perubahan yang mutlak, yakni perubahan dari ekonomi yang lama ke ekonomi yang
baru. Ekonomi yang lama telah menghasilkan agama luaran, Bait Suci luaran, kota
luaran, dan sistem penyembahan luaran. Segala sesuatu dalam ekonomi yang lama
disusun secara luaran. Dalam ekonomi-Nya yang baru Allah membuang semuanya itu
dan memulai suatu permulaan yang baru. Situasi di bawah kedaulatan Allah sesuai
dengan perubahan dalam ekonomi Allah ini. Karena Yerusalem telah menolak
pengenal Raja baru itu, maka Tuhan Yesus sadar bahwa Ia tidak seharusnya
memulai ministri-Nya di sana. Di Yerusalem tidak ada sambutan bagi-Nya.
Dalam bergerak bersama-sama dengan Tuhan, kita
harus menghindari dua macam ekstrem. Ekstrem pertama ialah ekstrem adikodrati.
Beberapa orang mengatakan bahwa mereka tidak perlu memperhatikan keadaan
sekitar mereka, karena mereka memiliki Roh. Sedangkan ekstrem lainnya terlalu
banyak memperhatikan sejarah dan kecenderungan alamiah. Namun dalam Matius 4,
Raja baru tidak semata-mata bergerak sesuai dengan apa yang disebut pimpinan
rohani, juga tidak menurut sejarah atau kecenderungan alamiah. Sebaliknya, Ia
bergerak bersama-sama dengan ekonomi Allah sesuai dengan petunjuk-petunjuk
dalam suasana sekitar-Nya. Ia pergi ke Galilea, ke tanah Zebulon dan tanah
Naftali untuk bersinar sebagai Terang yang besar bagi bangsa yang diam dalam
kegelapan dan negeri yang dinaungi maut (4:15-16).
Raja baru ini memulai ministri-Nya bukan di
kota kudus ataupun Bait Suci, melainkan di Galilea, bahkan di Laut (LAI: Danau)
Galilea. Pendahulu-Nya melayani di tepi sungai, di padang gurun, tetapi Ia
memulai ministri-Nya di dekat Laut Galilea. Galilea adalah tempat dengan
penduduk campuran, orang Yahudi dan orang bukan Yahudi. Karena itu, tempat ini
disebut “Galilea, wilayah bangsa-bangsa lain”, dan diremehkan oleh orang-orang
Yahudi ortodoks (Yoh. 7:41, 52). Raja baru yang diangkat memulai ministri
rajani-Nya untuk Kerajaan Surga di tempat yang diremehkan seperti itu, jauh
dari ibukota negara, Yerusalem yang terhormat dengan Bait Suci, pusat agama
ortodoks. Ini menyiratkan bahwa ministri Raja yang baru diurapi adalah untuk
Kerajaan Surgawi yang berbeda dengan kerajaan Daud yang bumiah (Kerajaan
Mesias). Yohanes Pembaptis melayani di tepi sungai, karena ia dipersiapkan
untuk menguburkan setiap orang yang datang kepadanya untuk bertobat. Raja baru
melayani di sekitar Laut Galilea. Dalam Alkitab, Sungai Yordan melambangkan
penguburan dan kebangkitan, yaitu pengakhiran dan pertumbuhan. Tetapi Laut
Galilea melambangkan dunia yang telah dirusak oleh Iblis. Jadi, Yordan adalah
tempat penguburan, sedangkan Laut Galilea adalah dunia yang telah rusak.
Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 1, Berita 12
No comments:
Post a Comment