Pembacaan
Alkitab: Yoh. 17:1-26
Doa
baca: “Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka
masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus,
peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan
kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita.” (Yoh. 17:11)
Bapa yang Memelihara
Dipelihara dalam nama Bapa ialah dipelihara
berdasarkan hayat Bapa, karena hanya yang lahir dari Bapa, dan memiliki hayat
Bapa yang bisa berbagian dalam nama Bapa. Orang-orang yang telah dipilih oleh
Bapa terpelihara melalui menikmati nama ini dan menjadi satu di dalam nama ini.
Aspek pertama dari terbangunnya kaum berima ialah kesatuan di dalam nama Bapa
dan berdasarkan hayat ilahi-Nya. Kaum beriman milik Putra masih perlu
dipelihara yakni dipisahkan dari dunia agar mereka dikuduskan. Putra berdoa
untuk hal ini kepada Bapa dan kita perlu senantiasa berada dalam nama Bapa
supaya dapat terpelihara melalui hayat Bapa yang kudus.
Allah Tritunggal adalah satu dalam hayat ilahi, dalam
sifat ilahi, dan dalam kemuliaan ilahi. Kesatuan ini harus menjadi teladan bagi
kita. Kita perlu satu di dalam nama Bapa yaitu melalui hayat yang kekal. Kita
tidak dapat membiarkan kesukaan atau kebencian kita mengontrol diri kita tetapi
kita harus memperhatikan hayat yang ada di dalam kita. Karena kita bersama
dengan kaum beriman lainnya telah memiliki hayat Bapa, bahkan tinggal di dalam
hayat ini, kita telah dipersatukan dengan anak-anak Bapa yang lainnya. Kita
menjadi satu dalam nama Bapa melalui menikmati diri Bapa sendiri. Inilah yang
menjadi faktor kesatuan dari kaum beriman.
Kedudukan dan alasan yang pertama untuk kesatuan kita
ialah kita semua adalah anak-anak Allah yang mempunyai hayat ilahi yang sama,
dan Allah itulah Bapa kita bersama. Puji Tuhan karena kita adalah saudara dalam
hayat Bapa! Karena inilah kita harus bersatu. Penuh sukacita adalah hasil dari
kesatuan yang sejati. Ketika kita bersatu dalam nama Bapa melalui hayat Bapa,
bersama-sama menikmati Bapa, kita akan dipenuhi oleh sukacita Tuhan di dalam
kita. Keluapan sukacita dalam batin kita menimbulkan puji-pujian kita kepada
Bapa.
Sumber: Pelajaran-Hayat Yohanes, Buku 3, Berita 39
No comments:
Post a Comment