Hitstat

21 April 2020

Yohanes - Minggu 23 Selasa


Pembacaan Alkitab: Yoh. 20:1-13
Doa baca: “Ia berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus, dan berkata kepada mereka, ‘Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan.’” (Yoh. 20:2)


Mengalami Tuhan yang Bangkit Secara Subjektif


Umumnya, para saudara sangat objektif dan para saudari sangat subjektif. Menurut prinsip Alkitab, saudara mewakili kebenaran objektif, sedangkan saudari mewakili pengalaman subjektif. Petrus dan Yohanes percaya akan fakta kebangkitan Tuhan secara objektif, tetapi Maria mengalaminya secara subjektif.

Dalam hidup gereja, para saudara selalu lebih jelas daripada saudari. Terhadap kebenaran dan fakta, mereka lebih jelas, tetapi mereka tidak begitu memperhatikan pengalaman. Semua saudara yang memimpin adalah orang-orang yang mudah mengerti, dan semua saudari adalah orang-orang yang menangis. Akan tetapi akhirnya orang-orang yang menangis itu yang mempunyai pengalaman.

Sebagai buah bungar kebangkitan, Yesus dalam corak baru-Nya dan kesegaran-Nya harus dipersembahkan kepada Bapa. Tetapi karena kesungguhan hati dan pencarian saudari ini, Tuhan Yesus tak dapat tidak menemuinya.

Jika kita ingin melihat lebih banyak tentang Tuhan, kita harus mempunyai persekutuan yang lebih banyak dengan Dia. Maria melihat Tuhan merupakan munajat (penyegaran) pagi yang terbaik. Dalam munajat pagi itu, ia berjumpa dengan Tuhan dan Tuhan menjumpainya; ia berdoa kepada Tuhan dan Tuhan berkata-kata kepadanya; ia bersekutu dengan Tuhan dan Tuhan memberikan firman dan wahyu-Nya kepadanya.

Catatan ini mengungkapkan fakta yang telah terjadi, yaitu kebangkitan Kristus, tetapi penemuan atas kebangkitan-Nya masih memerlukan pencarian kita, dan pengalaman atas kebangkitan-Nya memerlukan pencarian yang lebih lanjut. Kita harus terlebih dulu mencari Tuhan sebelum kita dapat menemukan kebangkitan-Nya; kita harus mencari Tuhan lebih banyak lagi sebelum kita dapat mengalami kebangkitan-Nya.


Sumber: Pelajaran-Hayat Yohanes, Buku 3, Berita 45

No comments: