Pembacaan Alkitab: Yoh. 19:31-37
Doa baca: “Tetapi seorang dari antara
prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar
darah dan air.” (Yoh. 19:34)
Mengalir Keluar Darah dan Air
Pemikiran Injil Yohanes pasal 18 dan 19 dipusatkan kepada Tuhan sebagai
benih hayat, mati, dan membebaskan diri-Nya melalui kematian dan kebangkitan.
Karena itu kita telah melihat bahwa Tuhan dengan kemauan sendiri dan dengan
berani menyerahkan diri sendiri untuk melalui proses, Dia diuji oleh manusia
dalam kewibawaan-Nya, dijatuhi hukuman dalam ketidakbenaran dan ketidakadilan
manusia, dan diuji oleh kematian dalam kedaulatan Allah (Yoh. 18:1-19:30).
Yohanes 19:34 mengatakan, “Tetapi
seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera
mengalir keluar darah dan air.” Dari lambung Tuhan yang ditusuk mengalir
keluar dua macam unsur: darah dan air. Darah adalah untuk penebusan, berkaitan
dengan menanggulangi dosa-dosa (Yoh. 1:29; Ibr. 9:22) untuk membeli gereja
(Kis. 20:28). Air adalah untuk menyalurkan hayat, berkaitan dengan kematian
(Yoh. 12:24; 3:14-15) untuk menghasilkan gereja (Ef. 5:29-30). Di aspek
negatifnya, kematian Tuhan menyingkirkan dosa-dosa kita; di aspek positifnya,
menyalurkan hayat ke dalam kita. Jadi, kematian Tuhan memiliki dua aspek:
penebusan dan penyaluran hayat.
Setiap aspek kematian Tuhan sesuai dengan kedaulatan Allah. Kelihatannya
Yesus dibunuh; sesungguhnya; Dia memberikan hayat jiwa-Nya (psuche) untuk
menebus kita. Karena Dia telah mati, maka prajurit-prajurit tidak mematahkan
kaki-Nya. Kedaulatan ini menggenapi nubuat yang mengatakan, “Tidak ada tulang-Nya yang akan dipatahkan” (Yoh.
19:36). Untuk meyakinkan Tuhan telah mati, seorang prajurit menikam lambung-Nya
dengan tombak. Ini menggenapi nubuat dalam Zakharia 12:10.
Semua kejadian ini membawa kita melihat Ia berdaulat dan meskipun hayat
insani-Nya dirusak oleh kematian, hayat ilahi-Nya tidak dapat dihancurkan.
Sekarang, hayat inilah yang ke dalam-Nya kita percaya dan dipakai untuk
membangun gereja-Nya. Puji Tuhan atas hayat-Nya bagi kita.
Sumber: Pelajaran-Hayat Yohanes, Buku 3, Berita 43
No comments:
Post a Comment