Pembacaan Alkitab: Yoh. 18:1-11
Doa baca: “Lalu Ia bertanya lagi kepada mereka,
'Siapakah yang kamu cari?' Kata mereka, 'Yesus dari Nazaret.'” (Yoh. 18:7)
Rela Melalui
Proses untuk Membebaskan Hayat
Dalam tiga Injil pertama, yaitu Injil Matius, Markus,
dan Lukas, garis besar catatan mengenai kisah penyaliban Tuhan kira-kira hampir
sama. Tetapi catatan dalam Injil Yohanes mutlak berbeda. Ini dikarenakan tujuan
Yohanes dalam menulis ini adalah untuk menunjukkan bahwa Tuhan Yesus adalah
ekspresi Allah sebagai hayat kita dan Ia mati di kayu salib dengan ujuan
membebaskan diri-Nya sendiri ke dalam kita sebagai hayat. Kematian-Nya di kayu
salib bertujuan untuk menyalurkan hayat ilahi-Nya ke dalam kita. Untuk tujuan
inilah Dia harus mati dan bangkit, menjelma ke dalam bentuk lain, yaitu Roh
itu, agar dapat masuk ke dalam kita dan menjadi satu dengan kita agar dalam
pengudusan dan dalam kemuliaan Allah Tritunggal, kita semua, yang adalah
perbanyakan-Nya (Yoh. 12:24) bisa menjadi satu sebagai ekspresi korporat Allah.
Karena itulah Tuhan dengan sengaja dan penuh
keberanian menyerahkan diri-Nya sendiri untuk melalui proses. Ia secara
sukarela menyerahkan nyawa-Nya. Tuhan mempunyai kuasa untuk mati dan kuasa
untuk bangkit. Ketika maut tiba, setiap orang harus tunduk kepadanya, tetapi
tidak demikian dengan Tuhan, karena Ia adalah Tuhan atas hayat dan juga adalah
hayat itu sendiri. Bukti pertama bahwa Tuhan rela mati adalah Ia pergi ke taman
(Yoh. 18:1). Ia pergi ke suatu tempat di mana Ia dapat ditangkap. Bukti kedua
adalah walaupun Tuhan mengetahui bahwa Yudas akan mengkhianati Dia (Yoh. 13:11,
21-27), tetapi Ia tidak menghindarinya. Iblis memanfaatkan murid Tuhan yang
durhaka, tetapi ia justru memberi kesempatan kepada Tuhan untuk dimuliakan
(Yoh. 13:31-32). Bukti yang terakhir adalah bukan orang-orang yang menemukan
Tuhan, melainkan Ia yang datang kepada mereka. Tuhan yang pergi menjumpai
mereka dan berkata, “Siapakah yang kamu
cari?” (Yoh. 18:4). Bahkan Ia hanya
perlu mengucapkan sepatah kata, dan semua orang yang ingin menangkap-Nya rebah
(Yoh. 18:6). Tuhan kita adalah Tuhan yang penuh kuasa yang rela mati bagi kita
untuk membebaskan diri-Nya sendiri sebagai hayat.
Sumber: Pelajaran-Hayat Yohanes, Buku 3, Berita 42
No comments:
Post a Comment