Pembacaan Alkitab: Yoh. 20:1-20
Doa baca: “Pada hari pertama minggu itu,
pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur itu
dan ia melihat bahwa batu penutupnya telah diambil dari kubur.” (Yoh. 20:1)
Mati dan Bangkit untuk Pelipatgandaan
Dalam Yohanes
12:24, Tuhan berkata bahwa diri-Nya adalah biji gandum yang jatuh ke dalam
tanah dan mati, supaya dapat membebaskan diri-Nya, menyalurkan hayat-Nya ke
dalam banyak biji gandum. Dengan kata lain, Tuhan harus mati, baru dapat
bangkit dan menjadi banyak biji gandum. Bagi Iblis, mati adalah kesudahan.
Tetapi bagi Tuhan, kematian bukanlah kesudahan, tetapi merupakan jalan setapak
bagi-Nya untuk masuk ke dalam kebangkitan. Kematian bukanlah kekalahan,
melainkan sebuah jalan setapak menuju kemenangan. Sesungguhnya, kematian-Nya
adalah untuk kebangkitan-Nya. Tanpa kematian, Dia tak pernah dapat melahirkan
kita kembali menjadi anggota Tubuh-Nya. Karena itu, segala sesuatu tergantung
pada kematian Tuhan yang menuju kebangkitan.
Menurut Injil
Yohanes, Tuhan telah datang menjadi ekspresi Allah untuk kita terima sebagai
hayat, mati, dan bangkit untuk menyalurkan diri-Nya ke dalam kita sebagai
hayat. Yohanes 20 dan 21 memperlihatkan kepada kita bagaimana Tuhan terbebaskan
melalui kematian-Nya dan disalurkan ke dalam kita melalui kebangkitan-Nya agar
Tuhan bisa datang dan masuk ke dalam kita dan menjadi satu dengan kita.
Seluruh Injil
Yohanes ini ditujukan kepada kebangkitan. Tujuan dari inkarnasi Tuhan menjadi
seorang manusia adalah agar Dia dapat menyalurkan diri-Nya ke dalam banyak
orang dan menghasilkan banyak anak Allah. Dia adalah Putra tunggal Allah,
tetapi Allah memerlukan pelipatgandaan Putra tunggal-Nya. Jalan satu-satunya
agar Putra tunggal Allah dapat dilipatgandakan ialah melalui kematian dan
kebangkitan. Dengan jalan ini, Putra Tunggal menjadi banyak putra (Rm. 8:29).
Untuk memiliki ekspresi-Nya yang korporat, Allah memerlukan banyak putra. Untuk
tujuan ini, Putra tunggal Allah harus terbebaskan melalui kematian dan
disalurkan ke dalam kita melalui kebangkitan.
Sumber: Pelajaran-Hayat Yohanes, Buku 3, Berita 44
No comments:
Post a Comment