Pembacaan Alkitab: Yoh. 20:1-13
Doa baca: “Ia berlari-lari mendapatkan Simon Petrus
dan murid yang lain yang dikasihi Yesus, dan berkata kepada mereka, ‘Tuhan
telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan.’”
(Yoh. 20:2)
Menemukan
dan Mengalami Kebangkitan
Kebangkitan Tuhan telah digenapi, namun untuk menemukan
kebangkitan tersebut, murid-murid-Nya tetap perlu mencarinya. Kebangkitan-Nya
ditemukan oleh pencari-pencari yang mengasihi-Nya. Yohanes 20 menunjukkan jenis
orang yang bisa menyadari kebangkitan Tuhan dan jenis orang yang kepadanya visi
kebangkitan Tuhan disingkapkan. Hanya melalui mengasihi Tuhan dan mencari-Nya
visi kebangkitan ini disingkapkan. Ketentuan ini merupakan suatu prinsip.
Kita bisa melihatnya di dalam Yohanes 20 yang menunjukkan
suatu gambaran bagaimana mencari Tuhan. Orang pertama yang melihat kubur adalah
Maria, dan orang pertama yang masuk ke dalam kubur adalah Petrus. Di sini para
saudara ini benar-benar saudara, karena pikiran mereka lebih jelas, begitu menemukan
sesuatu, mereka lebih mudah percaya akan fakta daripada saudari-saudari.
Setelah dua orang saudara itu melihat kubur yang kosong, kain kafan, dan kain
peluh, mereka sadar bahwa Tuhan telah bangkit. Meskipun mereka melihat akan
fakta objektif, mereka tidak mengalaminya secara subjektif. Setelah puas dengan
fakta objektif, mereka meninggalkan kubur. Akan tetapi Maria tetap tinggal, karena
ia masih ingin menunggu, melihat, dan mengharapkan. Terhadap tuntutan
tambahannya ini ia memperoleh pengalaman atas kebangkitan Tuhan. Karena Tuhan
menyatakan diri kepadanya; ia bukan hanya menerima fakta, tetapi juga
pengalaman. Ia merupakan orang pertama yang mengalami kebangkitan Tuhan.
Di sini kita melihat suatu gambaran yang menyingkapkan
dua aspek yang berhubungan dengan Tuhan fakta dan pengalaman. Percaya akan
fakta, belum tentu mempunyai pengalaman. Kita perlu menjadi seperti Maria yang
maju lebih jauh dan mengalami kebangkitan Tuhan. Kita memerlukan baik fakta
maupun pengalaman.
Sumber: Pelajaran-Hayat Yohanes, Buku 3, Berita 45
No comments:
Post a Comment