Hitstat

05 May 2005

1 Yohanes Volume 1 - Minggu 3 Kamis

Abu Lembu Betina Merah (1)
Bilangan 19:2
"Inilah ketetapan hukum yang diperintahkan TUHAN dengan berfirman: Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka membawa kepadamu seekor lembu betina merah yang tidak bercela, yang tidak ada cacatnya dan yang belum pernah kena kuk."

Kita juga dapat nampak betapa kematian Tuhan telah menanggung segala dosa kita melalui lambang abu lembu betina merah (Bil. 19).
Lembu betina merah ini disembelih dan darahnya diambil sedikit dengan jari, kemudian dipercikkannya ke arah sebelah depan Kemah Pertemuan sampai tujuh kali (Bil. 19:4). Dengan kata lain, darahnya tetap diperuntukkan bagi Allah, sebab fungsi darah selalu diperuntukkan bagi Allah. Memercikkan darah lembu ke arah depan Kemah Pertemuan sampai tujuh kali berarti dipersembahkan kepada Allah dan untuk menebus dosa.
Setelah seekor lembu betina merah itu disembelih, lalu harus dibakar habis; kulitnya, dagingnya dan darahnya harus dibakar habis bersama-sama dengan kotorannya. Pendeknya, segala sesuatunya harus dibakar sampai habis. Ketika membakarnya, imam harus mengambil kayu aras, hisop dan kain kirmizi (yang melambangkan seluruh dunia dan seluruh dosa), dan melemparkannya ke tengah-tengah api yang membakar habis lembu itu.
Di sini kita nampak sebuah lukisan salib. Tuhan Yesus mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah, dan semua dosa kita tercakup di dalamnya. Dosa kecil maupun dosa besar, semua ada di dalamnya; dosa yang dahulu, yang sekarang, dan yang akan datang, juga ada di dalamnya; dosa yang rasanya bisa diampuni atau yang rasanya tidak bisa diampuni, juga ada di dalamnya. Pokoknya, semua dosa ada di dalamnya, lalu bersama dibakar habis.

Abu Lembu Betina Merah (2)
1 Yoh. 1:9, 2:1; 1 Tim. 1:5; Kis. 24:16

Bilangan 19:9, “Maka seorang yang tahir haruslah mengumpulkan abu lembu itu dan menaruhnya pada suatu tempat yang tahir di luar tempat perkemahan, supaya semuanya itu tinggal tersimpan bagi umat Israel untuk membuat air pentahiran; itulah penghapus dosa.” Apakah artinya? Keistimewaan lembu betina merah terletak di sini. Setelah lembu betina merah dibakar, kayu aras dan hisop dibakar, kirmizi pun dibakar, lalu abunya harus disimpan. Kelak, jika ada orang Israel menyentuh benda yang tidak tahir sehingga menjadi najis di hadapan Allah, maka harus ada seorang yang tahir membuat air pentahiran, yakni yang dibuat dari air dicampur dengan abu tadi, lalu dipercikkan ke atas tubuh orang tersebut, agar ia menjadi tahir. Dengan kata lain, fungsi abu adalah sebagai penghapus najis, yaitu sebagai “persiapan” demi keperluan bila terjadi kenajisan di kemudian hari.
Ini memperlihatkan aspek lain dari pekerjaan penebusan Tuhan Yesus, yang mencakup seluruh khasiat penebusan dosa. Semua dosa umat manusia di seluruh dunia tercakup di dalamnya, darah pun tercakup di dalamnya. Pada masa yang akan datang, kapan saja, bila Anda terkena najis atau menyentuh barang yang tidak tahir, Anda tidak perlu menyembelih seekor lembu betina merah lagi untuk dipersembahkan kepada Allah. Asalkan Anda dipercik dengan air abu lembu betina merah yang telah dipersembahkan, itu sudahlah cukup. Dengan kata lain, Tuhan tidak perlu melakukan pekerjaan penebusan dua kali. Dalam pekerjaan penebusan-Nya, Ia telah menyediakan persediaan untuk menanggulangi segala kenajisan dan dosa kita yang akan datang. Dalam penebusan-Nya, semua telah tersedia dengan lengkap.
Lembu betina merah dibakar habis hingga menjadi abu. Kita tidak dapat membinasakan atau membasmi abu, sebab abu merupakan tahap terakhir dari suatu benda. Karenanya, hal itu melambangkan khasiat yang kekal dan tidak berubah yang terkandung dalam penebusan Tuhan. Karya penebusan Tuhan paling dapat diandalkan. Bila orang Kristen karena malang menyentuh barang yang tidak tahir dan terkena najis, ia tidak perlu mohon Tuhan untuk mati lagi baginya, ia cukup bersandar saja pada khasiat (abu) yang takkan rusak selama-lamanya itu.

No comments: