Hitstat

24 May 2005

1 Yohanes Volume 2 - Minggu 2 Selasa

Mengetahui Kebenaran
1 Yohanes 2:21
"Aku menulis kepadamu, bukan karena kamu tidak mengetahui kebenaran, tetapi justru karena kamu mengetahuinya dan karena kamu juga mengetahui, bahwa tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran."

Satu Yohanes 2:14 mengatakan bahwa orang-orang muda itu kuat karena firman Allah tinggal di dalam mereka. Seorang yang memelihara firman-Nya akan memiliki dan mengenal kebenaran karena Yohanes 17:17 mengatakan, "Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran", sebaliknya satu Yohanes 2:4 mengatakan bahwa, "Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran."
Pengetahuan atau pengenalan ini adalah berdasarkan pengurapan Roh Kudus yang berhuni di dalam kita. Jadi, istilah "mengetahui kebenaran" ini adalah pengenalan di bawah terang ilahi, suatu pengetahuan batini.
Pengurapan Roh itu di dalam kita memampukan kita untuk membedakan kebenaran dan dusta. Tentu saja yang dimaksud "mengetahui kebenaran" di sini bukanlah memiliki pengetahuan yang sempurna atau menguasai seluruh Alkitab, tetapi memiliki kapasitas untuk mengenali manakah yang benar dan yang tidak benar. Setiap orang beriman, bahkan yang paling muda, memiliki kapasitas ini, yaitu daya pembeda (pembedaan dalam hal-hal ilahi) yang tidak dimiliki oleh filsuf mana pun yang belum menerima Tuhan (lahir baru). Orang Kristen bisa memiliki daya pembeda yang lebih kuat melalui lebih banyak berlutut, berdoa, dan membaca firman-Nya.

Mengetahui Kebenaran, Pengurapan, Dan Persekutuan Ilahi
1 Yoh. 1:2-4; 2:21; 4:8, 16; Yoh. 1:14, 17; 14:9; 10:30

Dalam kitab Injil, Yohanes membicarakan Allah datang kepada manusia, sementara dalam surat-surat kirimannya, Yohanes membicarakan manusia datang kepada Allah. Injil Yohanes menunjukkan bahwa pada mulanya adalah Firman, dan Firman itu adalah Allah. Dalam surat kirimannya Yohanes mewahyukan bahwa Allah yang sedemikian, datang ke tengah-tengah kita, dan masuk ke dalam kita, sebagai hayat yang kekal. Sekali hayat ini diberitakan kepada kita dan diterima oleh kita, ia membawa kita kembali kepada persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus (I Yoh. 1:2-3). Inilah manusia datang kepada Allah.
Ketika Allah datang kepada manusia, Ia membawa serta kasih karunia dan kebenaran: "Firman itu telah menjadi manusia, ... penuh kasih karunia dan kebenaran" (Yoh. 1:14), "kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus" (Yoh 1:17). Ketika kita menerima kasih karunia dan melihat kebenaran, kita kembali kepada Allah dan bertemu dengan kasih dan terang. Oleh karena itu, satu Yohanes mengatakan, "Allah adalah kasih" (4:8, 16) dan "Allah adalah terang" (1:5). Yang tersembunyi dari Allah adalah kasih, dan ketika kasih ini muncul dari Allah kepada kita, itulah kasih karunia. Demikian juga, yang tersembunyi dari Allah adalah terang, dan ketika terang ini datang dari Allah kepada kita, itulah kebenaran. Oleh karena itu, ketika Allah datang kepada manusia, Ia membawa kasih karunia dan kebenaran, dan ketika kita pergi kepada Allah, kita menjamah kasih dan terang.
Cerita mengenai Allah datang kepada kita untuk membagikan kasih karunia dan kebenaran dan kembalinya kita kepada-Nya untuk menemui kasih dan terang ini adalah cerita mengenai persekutuan ilahi dan fungsi pengurapan. Oleh karena itu, pengurapan dan persekutuan ilahi tidak dapat dipisahkan. Jika pekerjaan pengurapan di dalam kita itu dangkal, persekutuan kita dengan Tuhan akan dangkal; jika pekerjaan pengurapan di dalam kita dalam, maka persekutuan kita dengan Tuhan juga akan dalam. Semakin kita bersekutu dengan Tuhan dan beroleh pengurapan, semakin kita mengalami kasih dan terang, beroleh kasih karunia dan kebenaran.

No comments: