Hitstat

07 May 2005

1 Yohanes Volume 1 - Minggu 3 Sabtu

Kurban Pendamaian (1)
1 Yohanes 2:2
"Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia."

Yang dimaksud dengan “pendamaian” di sini adalah kurban pendamaian. Tuhan Yesus Kristus mempersembahkan diri-Nya kepada Allah sebagai kurban untuk dosa-dosa kita (Ibr. 9:28), bukan hanya untuk menebus kita, lebih-lebih untuk memuaskan tuntutan Allah, mendamaikan hubungan antara kita dengan Allah. Karena itu, Dia adalah kurban untuk pendamaian kita di hadapan Allah.
Memang tidak umum jika seorang pengacara membayar semua denda kliennya, tetapi inilah yang dilakukan Kristus.
Ia juga adalah kurban pendamaian bukan hanya untuk dosa-dosa kita, melainkan juga untuk dosa seluruh dunia. Ini tidak berarti bahwa seluruh dunia akan menerima keselamatan. Tetapi, ini berarti nilai pekerjaan Tuhan Yesus lebih dari cukup untuk menyelamatkan seluruh dunia. Namun, pendamaian ini tergantung pada penerimaan manusia terhadap Tuhan, yaitu dengan percaya kepada-Nya. Orang yang tidak percaya tidak akan mengalami khasiatnya, bukan karena dalam kurban ini ada kesalahan atau kekurangannya, melainkan karena mereka tidak percaya.
Sebagai kurban pendamaian, Ia mati bagi kita, melepaskan kita dari kesalahan karena dosa-dosa kita dan memulihkan hubungan kita dengan Bapa. Sama seperti seorang ibu yang menengahi hubungan antara ayah dan anaknya sehabis bertengkar, sehingga damai antara bapa dan anak-anak dipulihkan melalui ibu yang menjadi pendamaian, pendamai.

Kurban Pendamaian (2)
I Yoh. 2:2; Rm. 3:25

Agar mengerti perkataan pendamaian dalam 1 Yohanes 2:2, kita perlu melihat apa yang dikatakan Paulus di dalam Roma 3:25, “Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.”
Kata pendamaian dalam bahasa Yunani di sini adalah hilasterion. Kata ini berbeda dengan hilasmos dalam 1 Yohanes 2:2 dan 4:10 dan hilaskomai dalam Ibrani 2:17.
Hilasmos adalah “apa yang mendamaikan”, yaitu korban pendamaian. Di dalam 1 Yohanes 2:2 dan 4:10, Tuhan Yesus adalah korban pendamaian bagi dosa-dosa kita. Hilaskomai berarti “menentramkan, mendamaikan seorang dengan memuaskan tuntutan orang lain,” yaitu, mendamaikan. Dalam Ibrani 2:17, Tuhan Yesus membuat pendamaian bagi dosa-dosa kita untuk mendamaikan kita kepada Allah dengan memuaskan tuntutan kebenaran Alah atas kita.
Tetapi hilasterion adalah “tempat pendamaian.” Oleh karena itu, dalam Ibrani 9:5 kata ini digunakan untuk pelindung, tutup, tabut (diterjemahkan “takhta belas kasih” dalam Versi King James) di dalam Ruang Maha Kudus. Roma 3:25 memakai kata yang sama, hilasterion, untuk mewahyukan bahwa Tuhan Yesus adalah tempat pendamaian, tutup pendamaian, yang Allah tentukan untuk menunjukkan kebenaran-Nya dengan mengabaikan dosa-dosa kaum saleh Perjanjian Lama, karena, sebagai korban pendamaian, Dia membuat pendamaian yang sempurna di atas salib bagi dosa-dosa mereka dan memuaskan sepenuhnya syarat-syarat kebenaran dan kemuliaan Allah.
Tuhan Yesus telah memberikan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai satu korban bagi dosa-dosa kita (Ibr.9:28), bukan hanya untuk penebusan kita tetapi juga bagi kepuasan Allah. Di dalam Dia sebagai Pengganti kita, melalui kematianNya yang dilakukan untuk orang berdosa, Allah dipuaskan dan ditentramkan. Sebab itu, Kristus adalah pendamaian antara Allah dan kita.

No comments: