Hitstat

14 October 2005

Wahyu Volume 4 - Minggu 2 Jumat

Aliran Ilahi (1)
Wahyu 3:12
“Barangsiapa menang, ia akan Kujadikan sokoguru di dalam Bait Suci Allah-Ku, dan ia tidak akan keluar lagi dari situ; dan padanya akan Kutuliskan nama Allah-Ku, nama kota Allah-Ku, yaitu Yerusalem baru, yang turun dari sorga dari Allah-Ku, dan nama-Ku yang baru.”

Dalam bangunan kekal Allah tidak ada kayu. Dalam bangunan itu, yang ada hanya batu-batu permata, emas, dan mutiara. Kedua belas dasar dari Yerusalem Baru adalah lapisan batu-batu permata (21:19-20), dan seluruh temboknya dibangun dengan permata yaspis (21:18). Dalam Yerusalem Baru tidak ada lumpur atau kayu.
Asalnya, kita semua kalau bukan lumpur tentu kayu. Setiap orang lebih suka kayu daripada lumpur, karena menurut mereka kayu lebih unggul daripada lumpur. Namun, baik lumpur maupun kayu tidak berguna dalam tangan pembangunan Allah. Perhatikan sekali lagi ilustrasi tentang kayu yang membatu yang telah kita bahas kemarin (Kamis Kiri). Kayu itu bersifat alamiah, tidak memiliki unsur mineral apa pun yang bisa memberinya substansi batu. Karena itu, orang-orang yang seperti lumpur atau kayu perlu diubah menjadi batu permata.
Cara untuk membuat sepotong kayu menjadi batu adalah dengan membiarkan air mengalirinya untuk menghanyutkan kadar kayu dan menggantinya dengan unsur mineral yang kukuh. Proses pembatuan dalam dunia fisik ini merupakan lambang dari realitas rohani.
Hari ini sesungguhnya Allah “sedang membatukan” kita melalui aliran hayat ilahi-Nya (lihat Yoh.4:14, 7:38, Why.22:1). Inilah langkah praktis Allah menggarapkan diri-Nya ke dalam kita. Marilah kita membuka diri terhadap aliran hayat ilahi ini agar kita bisa jadi “batu”.

Aliran Ilahi (2)
Why. 3:12; 22:1

Saat Allah menggarapkan diri-Nya ke dalam kita, Ia tidak tergesa-gesa mengerjakannya. Dengan sabar Ia menggarapkan diri-Nya sebagai aliran ilahi ke dalam kita, bukan mengoreksi tingkah laku kita yang di luar, melainkan dengan menyingkirkan substansi alamiah kita.
Hari ini, Tuhan menginginkan hidup gereja yang tepat. Untuk ini, Ia damba menggarapkan diri-Nya ke dalam kita saat ini juga. Pekerjaan Tuhan di dalam gereja adalah menggarapkan diri-Nya sebagai aliran ilahi ke dalam kita untuk menyingkirkan diri alamiah kita dan menggantikannya dengan substansi ilahi-Nya.
Kita jangan menjadi orang-orang yang dari hari ke hari mengenggam Alkitab, berusaha menjadi orang yang fundamental dan tepat dalam doktrin, tetapi tidak pernah mengalami pengubahan dan pembangunan. Yang penting bukanlah apa yang kita ketahui. Kita mungkin mengetahui banyak perkara, tetapi setiap bagian kita masih berupa lumpur atau kayu, itu menyatakan kita masih belum diubah. Kita harus diubah melalui penyaluran diri Allah ke dalam kita. Semoga kita bisa berkata, “Aku tidak tahu banyak tentang Alkitab. Aku hanya tahu satu perkara: Hari demi hari Allah sedang menyalurkan diri-Nya ke dalamku. Setiap hari, sesuatu yang dari Allah mengalir untuk menyingkirkan unsur alamiahku dan menggantinya dengan substansi ilahi-Nya.”
Gereja di Filadelfia sering disalahtafsirkan. Ya, gereja ini memang gereja kasih persaudaraan. Namun kasih yang bagaimanakah itu? Apakah hanya saling peluk yang di luar? Apakah itu kasih persaudaraan yang sesungguhnya? Bukan!
Kasih persaudaraan yang sejati adalah Kristus sendiri digarapkan ke dalam kita dan diperhidupkan melalui kita. Dalam perlambangan, kasih alamiah kita seperti madu dan tidak mungkin diperkenan Allah. Hayat alamiah dan kasih alamiah bukanlah dupa (kemenyan), melainkan madu yang dibenci dalam pandangan Allah (Im. 2:11). Kasih persaudaraan yang alamiah juga dibenci oleh Allah sama seperti ragi. Kasih persaudaraan yang sejati merupakan ekspresi Kristus yang tergarap ke dalam kita.

Penerapan:
Jika kita masih mudah tersinggung, sering memaksakan opini atau kehendak sendiri, sering mengalami masalah atau kesulitan dalam berkoordinasi dengan yang lainnya, hal ini cukup menandakan bahwa kita kekurangan pengubahan dan pembangunan.

Pokok Doa:
Ya Allah Bapa, Engkau akan membuat aku menjadi sokoguru (pilar) dalam Bait suci-Mu. Aku perlu lebih banyak mengalami pengubahan dari sifat dan watak alamiahku yang sulit berbaur dan terbangun dengan orang lain. Mengalirlah, Tuhan, mengalirlah lebih banyak
ke dalamku.

No comments: