Hitstat

22 October 2005

Wahyu Volume 4 - Minggu 3 Sabtu

Miskin, Buta, Dan Telanjang
Wahyu 3:17
“Karena engkau berkata:
Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang.”

Dalam pandangan Tuhan, gereja di Laodikia ini melarat, sebab dia bermegah atas kelimpahan pengetahuan doktrin yang kosong, namun sesungguhnya dia sangat miskin terhadap pengalaman atas kelimpahan Kristus.
Gereja di Laodikia ini juga malang atau kasihan sebab dia telanjang, buta, penuh dengan rasa malu dan gelap.
Gereja di Laodikia miskin atas pengalaman akan Kristus serta atas realitas rohani kehendak Allah. Dia hanya mementingkan pengetahuan yang kosong, tetapi mengabaikan pengalaman yang hidup atas Kristus.
Sekalipun gereja di Laodikia memiliki pengetahuan tentang hal-hal rohani, namun buta dalam perkara rohani yang sejati. Mereka kekurangan pandangan batiniah.
Sebagai orang Kristen, kita semua telah menerima Kristus sebagai kebenaran obyektif kita, yang menutupi kita seperti sehelai jubah. Ini adalah untuk pembenaran kita di hadapan Alah.
Setelah dibenarkan di dalam Kristus, kita perlu hidup oleh Kristus dan memperhidupkan Kristus, agar Kristus bisa menjadi kebenaran subyektif kita sebagai jubah lain yang indah, yang menutupi hidup dan tindakan kita setiap hari. Karena kurang hidup oleh Kristus dan memperhidupkan Kristus, gereja di Laodikia telanjang dalam pandangan Tuhan. Berbagai pengetahuan doktrin yang kosong akan lenyap di bawah mata Tuhan yang bagaikan nyala api, dan orang yang menyembunyikan dirinya di bawah pengetahuan itu akan tersingkapkan.

Kebiasaan Dan Opini Orang
2 Tim. 4:3

Nama Laodikia terdiri dari dua kata, “lao” berarti “awam atau orang biasa”, “dikia” berarti “adat istiadat” atau “opini (pendapat)”. Jadi “Laodikia” berarti “adat istiadat orang awam atau opini orang biasa”.
Dari namanya, kita dapat melihat bahwa Laodikia merupakan gereja yang dikuasai manusia. Di sini, kaum beriman menjadi mandiri dan memerintah.
Mereka menganggap gereja saling beranggota dan semua berjalan seturut keinginan para anggotanya. Dengan demikian, gereja mengikuti perkembangan zaman. Mereka memilih hamba Tuhan yang melayani mereka seperti memilih pengacara dan dokter. Mereka beranggapan karena mereka sudah mempersembahkan uang, maka merekalah yang membuat pilihan.
Pemecahan masalah bergantung pada jumlah tangan yang setuju saat ingin memutuskan sesuatu. Kalau dalam gereja di Filadelfia, kita melihat kasih persaudaraan, maka di sini yang nampak tidak lain adalah opini, dan kebiasaan belaka. Sekarang yang berkuasa bukan Roh Kudus, melainkan kaum awam.
Setiap hal yang dilakukan menurut keinginan manusia, yang rohnya tidak tunduk kepada kuasa firman Tuhan, adalah Laodikia. Pengajaran dalam Alkitab yang sesuai dan yang menyenangkan selera merekalah yang dilakukan. Tidak peduli betapa kerasnya perintah Tuhan, mereka akan mengabaikannya, menundanya, dan tidak peduli dengannya.
Kekurangan di antara kaum beriman hari ini bukanlah masalah pengetahuan Alkitab. Yang diperlukan hari ini adalah hati yang diajar oleh Allah dan tahu bagaimana harus bertanggung jawab melaksanakan perintah Allah. Jika tidak memiliki hati yang demikian, meskipun orang Kristen meninggalkan segala sesuatu dan bergabung sebagai Filadelfia, maka tidak akan ada gunanya. Jika hati seorang beriman tertuju kepada Tuhan, meskipun dia tidak tahu banyak hal, Allah dapat mengajarinya. Yang paling menyedihkan adalah hari ini anak-anak Allah tidak menghargai firman Allah sebagai perkataan-Nya. Marilah kita mohon Tuhan menyelamatkan kita dari kejatuhan yang dialami olah Laodikia.

Penerapan:
Kemerosotan gereja di Laodikia terjadi karena hati mereka telah beralih dari Kristus kepada hal-hal lain, antara lain kepada Mamon. “Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan …. Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang”
(1 Tim. 6:9-10).
Pokok Doa:
Oh Tuhan, jagalah kami dari kondisi yang kasihan. Buatlah kami setiap hari menikmati kelimpahan Kristus. Tuhan Yesus, kami damba untuk terus hidup oleh Kristus dan memperhidupkan Kristus melalui lebih banyak memberi dan berbuat baik, hingga kami tidak lagi miskin, buta, dan telanjang.

No comments: