Hitstat

02 January 2006

Wahyu Volume 7 - Minggu 1 Senin

Pelacur Besar
Wahyu 17:1
“Lalu datanglah salah seorang dari ketujuh malaikat yang membawa ketujuh cawan itu dan berkata kepadaku, "Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu putusan atas pelacur besar, yang duduk di tempat yang banyak airnya.”
Ini adalah peristiwa-peristiwa yang akan terjadi setelah penumpahan tujuh cawan. Sungguh luar biasa bahwa dalam 21:9 salah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan itu, juga menunjukkan kepada Yohanes mempelai Anak Domba. Ini sesuai dengan 17:1, karena sebelum pelacur itu dihakimi, Allah tidak akan mewahyukan mempelai Anak Domba.
Mengapa di sini tidak menggunakan istilah pelacur saja tetapi pelacur besar? “Besar” yang dimaksud dalam frase ini adalah tepat seperti yang Tuhan Yesus nubuatkan dalam Matius 13:32. Kejadian 1:12 mengatakan bahwa tumbuh-tumbuhan akan menghasilkan biji sesuai dengan jenisnya dan pohon-pohonan akan menghasilkan buah sesuai dengan jenisnya juga (Tl.). Tetapi sesawi dalam Matius 13:32 ini berkembang menjadi pohon. Ini memang besar, tetapi tidak normal, malahan aneh karena menyalahi prinsip pengaturan Allah atas ciptaan-Nya.
Kita tidak akan menjadi “besar” jika mengikuti prinsip dalam Matius pasal 5 sampai 7. Kita seharusnya hanyalah sebuah kawanan kecil di atas bumi (Luk. 12:32), mengemban kesaksian bahwa dunia memberontak dan Kristus akan datang untuk menghakiminya. Saudara saudari, marilah kita membuang keinginan untuk menjadi “besar” yang abnormal ini. Kita hanya perlu menjadi orang yang mengemban kesaksian-Nya dan dikenal oleh-Nya.

Dua Aspek Babel

Why. 14:8; 16:19; 17:1, 3, 16, 18; 18:8

Siapakah pelacur besar yang duduk di tempat yang banyak airnya itu? Sebelum kita menjawab pertanyaan ini, kita perlu membicarakan sedikit tentang Babel dalam Kitab Wahyu. Dalam Kitab Wahyu, Babel memiliki dua aspek, yaitu aspek agamawi dan aspek material. Itulah sebabnya keruntuhannya disebutkan dua kali juga. Dalam 14:8, dikatakan “...Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu (Babylon the Great-Tl.), yang telah memabukkan segala bangsa dengan anggur hawa nafsu cabulnya.” Karena kota material tidak dapat melakukan percabulan (hawa nafsu), maka Babel di sini mengacu kepada Babel agamawi. Babel agamawi akan diruntuhkan. Sedangkan dalam 16:19 sekali lagi dikatakan “Lalu terbelahlah kota besar itu menjadi tiga bagian dan runtuhlah kota-kota bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah...”. Babel di sini mengacu kepada Babel material yang akan diruntuhkan. Lebih dari itu, keruntuhan dalam 14:8 terjadi sebelum patung binatang itu (Antikristus) muncul, yaitu sebelum masa tiga setengah tahun kesusahan besar, sedangkan keruntuhan dalam 16:19 terjadi pada saat cawan ketujuh, yaitu setelah patung binatang itu muncul. Kedua keruntuhan ini menunjukkan kedua aspek dari Babel.
Dalam pasal 17, malaikat mengajak Yohanes untuk melihat keputusan penghakiman atas pelacur besar, yang duduk di tempat yang banyak airnya (ay. 1). Namun, yang dilihat Yohanes adalah seorang perempuan yang duduk di atas seekor binatang merah ungu yang berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh (ay. 3). Pelacur besar yang dibicarakan dalam 14:8 mengacu kepada Babel besar (Babylon the Great – Tl.), mewakili Babel agamawi. Sedangkan perempuan yang duduk di atas binatang, yang dibicarakan dalam 16:19, mengacu kepada Babel, kota besar (the great city) itu (lih. 17:18), mewakili Babel material.
Dalam 17:16, kita melihat nasib Babel agamawi, pelacur itu, yang akan ditolak dan dibakar habis oleh Antikristus (binatang itu) dan sepuluh raja (sepuluh tanduk). Tetapi Babel material akan dibakar oleh Tuhan Allah sendiri dalam 18:8.

Penerapan:
Marilah kita membaca ulang prinsip-prinsip dalam Matius pasal 5 sampai 7, apakah hakiki kita, apakah pengaruh kita terhadap dunia, bagaimanakah sikap kita terhadap firman Tuhan, sesama, musuh, dan hubungan suami istri? Bagaimanakah kita seharusnya berkata-kata dan bersikap? Bagaimanakah prinsip memberi sedekah, berdoa, dan berpuasa? Bagaimanakah sikap kita terhadap harta? Bagaimanakah menghadapi kekhawatiran? Apakah dasar kehidupan dan pekerjaan kita sebagai umat kerajaan? Kita perlu mengetahui semua itu agar kita tidak tergoda untuk menjadi “besar” yang abnormal.

Pokok Doa:
Ya Tuhan Yesus, ampuni kami yang telah begitu melalaikan firman-Mu dalam Matius 5 sampai 7. Kami damba bisa menempuh hidup sebagai pelaku Firman. Ajarlah kami Tuhan untuk melakukan segala sesuatu secara tersembunyi, hanya untuk dilihat oleh-Mu yang ada di tempat tersembunyi. Oh Tuhan, bersihkan hati kami dari segala keinginan untuk menjadi “besar” dan memegahkan diri, karena Engkau pun datang bukan untuk dilayani tetapi untuk melayani.

No comments: