Hitstat

04 January 2006

Wahyu Volume 7 - Minggu 2 Rabu

Cawan Emas Penuh Dengan Segala Kekejiannya
Wahyu 17:3
“Dalam roh aku dibawanya ke padang gurun. Dan aku melihat seorang perempuan duduk di atas seekor binatang yang merah ungu, yang penuh tertulis dengan nama-nama hujat. Binatang itu mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk.”

Di mata Allah, Antikristus hanyalah seekor binatang, tetapi perempuan itu adalah seorang pelacur. Dia tidaklah sebrutal binatang; malahan rasional tetapi seorang pelacur. Karena duduk di atas binatang itu, maka jangkauan pengaruh perempuan itu sama besarnya dengan yang dimiliki binatang itu.
Memiliki “nama-nama hujat” berarti menggunakan nama-nama yang biasa dipakai untuk Allah. Semua kaisar Roma mengaku bahwa mereka adalah allah.
Wahyu 17:4a mengatakan, “Perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara.” Warna ungu adalah percampuran antara warna biru dengan merah; melambangkan percampuran benda surgawi dengan benda bumiah. Inilah penampilan Babel agamawi itu. Perempuan itu juga memakai kain kirmizi, warna yang mendominasi Babel agamawi.
Emas, permata, dan mutiara adalah bahan-bahan untuk membangun Yerusalem Baru (21:18-19, 21). Perempuan itu bukannya dibangun dengan benda-benda berharga itu; melainkan hanya memakainya sebagai hiasan untuk memuliakan dirinya di luaran. “… dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejiannya (17:4b).” Emas melambangkan sifat ilahi Allah. Cawan emas di sini menyatakan bahwa penampilan luaran Babel agamawi ini berasal dari Allah, namun di dalam "cawan emasnya" penuh dengan kekejian dan kenajisan percabulannya, penuh dengan penyembahan berhala, praktek agama kafir, dan hal-hal setani dalam ibadah agamawi yang bidah.
Perempuan ini tidak memiliki mahkota di kepalanya karena ia bukan kaisar. Ia juga tidak memegang tongkat di tangannya karena ia tidak memiliki otoritas. Cawan yang di tangannya itulah kekuasaannya satu-satunya, yang dengannya ia dapat memikat orang-orang dan menyesatkan mereka.

Babel Agamawi
Why. 17:1, 3, 5, 6; Mat. 13:3

Babel agamawi mengacu pada gereja Roma. Roma telah menjadi pusat agama. Pada abad keempat, kaisar Romawi, Konstantin merangkul Kekristenan, mendorong dan memberi hadiah kepada rakyatnya yang mau bergabung dengan kekristenan. Pada saat itu, dia menerima Kekristenan sebagai agama negara dan memindahkan pusat politik dari Roma ke Konstantinopel. Roma berada di bawah pemerintahan Konstantinopel sampai 700 Masehi. Kemudian, suatu konferensi yang diselenggarakan oleh Leo III di Konstantinopel pada tahun 725 Masehi, memutuskan bahwa penyembahan berhala adalah sesat, oleh karena itu hal tersebut menjadi ilegal (bertentangan dengan hukum). Roma menentang keputusan ini dan memisahkan diri dari Konstantinopel. Sejak saat itulah, gereja terbagi menjadi agama Romawi Timur (Gereja Ortodoks Yunani) dan agama Romawi Barat (Gereja Roma hari ini).
Gereja Ortodoks semakin lemah, sedangkan gereja Roma semakin berkembang. Tetapi Roma penuh dengan kekacauan seperti halnya Babel. Roma mencampurkan negara dan dunia dengan gereja, Hukum Taurat dengan kasih karunia, tradisi manusia dengan firman Allah, penyembahan berhala dengan Kekristenan, Yudaisme dengan Kekristenan, janji Allah kepada gereja dengan janji Allah kepada orang Yahudi, perkara daging dengan perkara rohani, perkara bumiah dengan perkara surgawi, hal-hal yang ditolak di zaman ini dengan kemuliaan di zaman yang akan datang, dsb. Itulah sebabnya Wahyu 17:3 mengatakan bahwa pelacur besar itu berada di padang gurun. Padang gurun adalah sebuah tempat yang gersang dan sunyi, tiada mata air yang disediakan oleh Allah. Memang, mereka tidak mencari suplai dari Allah. Inilah perempuan yang memasukkan ragi, yakni berbagai praktek agama kafir, doktrin bidah, dan perkara-perkara yang jahat, dan mencampurkannya dengan ajaran tentang Kristus sehingga mengkhamirkan seluruh isi Kekristenan (Mat. 13:33).
Allah telah menetapkan Yerusalem sebagai pusat penyembahan (agamawi) juga sebagai pusat administrasi-Nya atas seluruh bumi. Kesalahan Babel agamawi adalah mengaku bahwa Allah telah mendirikan Roma untuk menggantikan Yerusalem, karenanya Roma menjadi pusat politik dan agama.
Akhirnya, karena gereja Roma sangat kuat berkuasa, banyak orang Kristen yang setia mengasihi Tuhan dibunuh. Itulah sebabnya Wahyu 17:6 mengatakan, "Dan aku melihat perempuan itu mabuk oleh darah orang-orang kudus dan darah saksi-saksi Yesus. Dan ketika aku melihatnya, aku sangat heran”. Memang sangat mengherankan karena perempuan itu, yang mengacu pada gereja Roma, mabuk oleh darah orang-orang kudus dan saksi-saksi Yesus. Doktrin yang membius telah membuat banyak pengikutnya menjadi kabur terhadap tujuan kekal Allah dan tidak jelas akan kebenaran Allah. Hal ini membuat mereka kemudian menganiaya orang Kristen yang sejati.

Penerapan:
Tuhan Yesus berkata kepada orang-orang Farisi dalam Lukas 11:39 "… kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan, tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan.” Tuhan lebih memperhatikan apa yang terdapat di dalam batin kita daripada penampilan luar kita. Semoga kita diselamatkan dari kemunafikan dan kepalsuan.

Pokok Doa:
“Tuhan Yesus, terangilah mata hatiku agar aku bisa membedakan apa yang baik dan yang berkenan kepada-Mu.”

No comments: