Hitstat

10 January 2006

Wahyu Volume 7 - Minggu 3 Selasa

Ratapan Atas Babel
Wahyu 18:16
“Mereka berkata: ‘Celaka, celaka, kota besar, yang berpakaian lenan halus, dan kain ungu dan kain kirmizi, dan yang dihiasi dengan emas, dan permata dan mutiara, sebab dalam satu jam saja kekayaan sebanyak itu sudah binasa.’"

Wahyu 18:9-19 membicarakan ratapan atas Babel. “Celaka, celaka” diucapkan tiga kali dalam pasal ini, di ayat 10 - oleh raja-raja, di ayat 16 - oleh pedagang, dan di ayat 19 - oleh kapten kapal. Sebab dalam satu jam saja segalanya musnah, binasa.
Dalam ayat 10, raja-raja di bumi akan menangisi dan meratapinya karena mereka melihat asap api yang membakarnya. “Mereka akan berdiri jauh-jauh karena takut akan siksaannya dan mereka akan berkata: "Celaka, celaka engkau, hai kota yang besar, Babel, hai kota yang kuat, sebab dalam satu jam saja sudah berlangsung penghakimanmu!" Dalam satu jam saja, segala malapetaka datang menimpa mereka, yaitu sampar dan perkabungan dan kelaparan; dan ia dibakar dengan api, karena Tuhan Allah yang menghakimi dia adalah kuat (18:8).
Wahyu 18:12 dan 13 mencantumkan barang dagangan dari para pedagang di bumi. Semuanya ada tujuh kategori: 1) perhiasan, dari emas sampai mutiara; 2) kain, dari kain lenan halus sampai kain kirmizi; 3) perabot dan dekorasi, dari kayu yang harum baunya sampai pualam; 4) rempah-rempah, dari kulit manis sampai dupa; 5) makanan, dari anggur sampai domba; 6) sarana transportasi, kuda dan kereta; dan 7) tenaga kerja, budak dan nyawa manusia. Barang-barang ini, yang pertama adalah emas, dan yang terakhir adalah nyawa (jiwa) manusia. Manusia telah menjual jiwanya demi pekerjaan agar dapat meraih dan menikmati segala yang diperdagangkan tersebut. Hal ini membuat mereka mengabaikan Allah dan nasib kekal mereka.

Sukacita Di Surga Dan Pernikahan Anak Domba
Why. 19:1-7

Wahyu 19:1-4 ini sepertinya adalah respon terhadap 18:20 yang mengatakan, “Bersukacitalah atas dia, hai sorga, dan kamu, hai orang-orang kudus, rasul-rasul dan nabi-nabi, karena Allah telah menjatuhkan hukuman atas dia karena kamu." Itulah sebabnya dalam 19:1 terdengar suara yang nyaring dari himpunan besar orang banyak di surga, katanya, “Haleluya! Keselamatan dan kemuliaan dan kekuasaan ada pada Allah kita.” Selagi banyak orang menangis karena Babel mengalami pembinasaan (pasal 18), yang lainnya bersukacita karenanya (19:1-6).
Ayat 2 sekali lagi menegaskan bahwa segala penghakiman-Nya atas pelacur besar itu, yang merusak bumi dengan percabulannya, adalah benar dan adil. Benar karena Allah menghakimi menurut situasi yang sebenarnya; adil karena Allah menghakimi dengan metode yang tepat.
Setelah pelacur besar itu berlalu, tibalah pernikahan Anak Domba. Dalam Kitab Injil Yohanes, Yohanes Pembaptis bukan hanya mengumumkan, "Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia" (Yoh. 1:29). Ia juga mengatakan, "Yang punya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki" (Yoh. 3:29). Jadi, tujuan akhir Kristus bukanlah menghapus dosa, melainkan ingin mendapatkan mempelai perempuan. Dalam Kitab Wahyu, kita juga nampak bahwa Kristus, Penebus kita, adalah Anak Domba, juga Mempelai Laki-laki yang akan datang.
Pernikahan Anak Domba akan merupakan pernikahan universal. Pernikahan ini akan berlangsung sesudah Babel besar dibinasakan (19:1-4). Tetapi, kita perlu tahu bahwa di alam semesta ini tidak hanya ada seorang mempelai perempuan yang murni dan suci, tetapi juga ada yang palsu yaitu pelacur besar. Sebelum Allah merampungkan rencana-Nya, Iblis berusaha lebih dulu menciptakan tiruannya. Sungguh licik! Kita harus jelas mengenai perempuan tiruan yang diciptakan oleh Iblis, dan jangan melibatkan diri dengannya. Mempelai perempuan seperti sebatang rumput kecil, dan pelacur itu seperti sebatang pohon besar (Mat. 13:31-32). Karena itu, jangan melihat penampilan luarnya, agar kita tidak disesatkan dan diselewengkan.

Penerapan:
Saudara saudari, segala yang kita inginkan, yaitu segala kemewahan, kenyamanan, dan keindahan, yang ditawarkan oleh dunia itu, adalah bagian dari hal-hal yang akan dibinasakan Tuhan. Karena itu, marilah kita membersihkan hati kita lagi agar tidak terkecoh dan tetap menomor-satukan Tuhan.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, selamatkan aku dari hari itu. Aku tidak mau dibinasakan bersama dengan Babel. Karena itu, belaskasihi aku Tuhan, agar hari ini, aku juga tidak mengejar barang-barang milik Babel. Buatlah mataku dan hatiku selalu tertuju kepada-Mu.

No comments: