Hitstat

05 January 2006

Wahyu Volume 7 - Minggu 2 Kamis

Ibu Dari Wanita-Wanita Pelacur Dan Dari Kekejian Bumi
Wahyu 17:5
“Pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia, "Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi.”

Babel agamawi benar-benar misterius dalam apa adanya, apa yang dipraktekkannya, dan apa yang diajarkannya. Sekalipun adalah misteri, tetapi ditulis pada dahinya, ini berarti misteri ini dapat dilihat. Maksudnya, jika kita memiliki mata untuk melihat, kita akan melihat makna sesungguhnya dari misteri ini.
Setiap orang yang melakukan perpecahan tidak mempedulikan prinsip pengaturan Allah. Orang yang memecah-belah tidak memperhatikan perkara satu Tubuh, satu gereja. Mereka seperti satu perempuan yang tidak mau hanya mempunyai satu suami. Inilah wanita-wanita pelacur. Gereja mana pun yang bergabung dengan dunia dan yang perilakunya sama rusaknya dengan Babel agamawi, adalah seorang pelacur kecil juga. (Pertimbangkan, sebagai contoh, mengakui orang sebagai anggota gereja bukan berdasarkan kelahiran kembali, tetapi pada kerelaan mereka untuk menyumbang. Dsb.)
Babel besar itu juga adalah ibu dari segala kekejian di bumi. Ulangan 7:25-26 mengatakan, “Patung-patung allah mereka haruslah kamu bakar habis; perak dan emas yang ada pada mereka janganlah kauingini dan kauambil bagi dirimu sendiri, supaya jangan engkau terjerat karenanya, sebab hal itu adalah kekejian bagi TUHAN, Allahmu.” Berhala apa pun adalah suatu kekejian bagi Tuhan. Dalam Babel agamawi, berhala-berhala itu telah tercampur ke dalam apa yang disebut pelayanan atau penyembahan terhadap Allah.

Binatang Itu dan Ketujuh Kepalanya
Why. 17:7-11

Binatang yang malaikat tunjukkan kepada Yohanes (17:7-8) memiliki empat periode dalam sejarahnya: (1) dia “telah ada (he was),” (2) dia “tidak ada (he is not),” (3) dia “akan muncul (he is about to come),” dan (4) dia akan “menuju kepada kebinasaan (he will go into perdition).” Binatang ini mengacu pada Antikristus.
Dia “telah ada.” Ini menunjukkan bahwa dia adalah seseorang yang pernah hidup sebelum masa Yohanes.
Dia “tidak ada.” Ini menunjukkan bahwa pada zaman Yohanes, orang ini telah mati dan tidak lagi di dalam dunia. Kata “tidak ada” digunakan dalam Kejadian 42:36-38 dan mengacu kepada maut.
Dia “akan muncul dari jurang maut.” Ini menunjukkan bahwa dia tidak ada di sini sekarang, tetapi di jurang maut. Ini juga menunjukkan bahwa dia akan bangkit.
Dia akan “menuju kepada kebinasaan.” Ini menunjukkan bahwa dia tidak dapat tetap berada di atas bumi untuk selama-lamanya, dia tidak akan memerintah selama-lamanya. Nasib akhirnya adalah di telaga api (Why. 19:20; 20:10).
Wahyu 17:9, “Yang penting di sini ialah akal yang mengandung hikmat: ketujuh kepala itu adalah tujuh gunung, yang di atasnya perempuan itu duduk.” Wahyu 13:18 menggunakan kata-kata yang mirip. Namun, dalam 13:18 adalah “hikmat” untuk memahami “bilangan binatang itu,” sedangkan dalam 17:9 “akal yang mengandung hikmat” untuk memahami “kepala” dari binatang itu.
“Tujuh kepala” memiliki dua arti: (1) mereka mengacu kepada tempat, yaitu tujuh gunung (Aventine, Esquline, Caelian, Capitoline, Palatine, Quirinal, dan Viminal – 17:9); dan (2) mereka mengacu kepada persona-persona, yaitu tujuh raja (17:10). Raja yang manakah yang dimaksud di sini (karena Roma memiliki 12 Kaisar)?
Ketujuh raja itu pastilah orang-orang yang pernah mengklaim dirinya sebagai allah dan memaksa manusia menyembah mereka, karena Wahyu 13:1 mengatakan bahwa pada kepalanya tertulis nama-nama hujat. Selain itu, 17:10 mengatakan, ”ketujuhnya adalah juga tujuh raja: lima di antaranya sudah jatuh, yang satu ada dan yang lain belum datang, dan jika ia datang, ia akan tinggal seketika saja.” Frase ”telah jatuh” dalam ayat ini mengacu pada kematian mereka yang tragis (cf. Hak. 3:25; 2 Sam. 1:19, 25, 27).
Sebelum masa Yohanes, ada lima kaisar yang menyatakan diri sebagai allah dan memaksa manusia menyembah mereka, yaitu: Julius Caesar (Kaisar pertama), Tiberius, Caligula, Claudius, dan Nero. Kelimanya mati secara tragis, baik dengan bunuh diri atau pun dibunuh.
Domitian adalah kaisar yang keenam yang juga dibunuh, masih hidup ketika Yohanes menulis kitab ini. Sebab itu dalam 17:10 dikatakan dia masih ”ada”.
”Yang lain”, yaitu yang ketujuh, adalah Antikristus, pada saat itu dia “belum datang”. Pada waktu dia datang, dia hanya bertahan sebentar, kemudian terbunuh (13:3, 14).
Ayat 11 mengatakan, ”Dan binatang yang pernah ada dan yang sekarang tidak ada itu, ia sendiri adalah raja kedelapan dan namun demikian satu dari ketujuh itu dan ia menuju kepada kebinasaan.” Antikristus adalah kaisar ketujuh yang akan datang, tetapi juga yang kedelapan. Menurut 13:3, Antikristus akan terbunuh dan hidup kembali. Ketika hidup kembali, roh Nero (kaisar yang kelima) akan muncul dari jurang maut, masuk ke dalam tubuh Antikristus (kaisar ketujuh) yang telah mati serta menggerakkan dan menghidupkan tubuh itu; dengan demikian meniru kebangkitan Kristus. Kaisar ini, gabungan dari kaisar kelima dan ketujuh, adalah kaisar yang kedelapan. Karena itu, dia "termasuk satu dari ketujuh itu", mempunyai tubuh dari yang ketujuh dan roh dari yang kelima. Sebab itu ia akan lebih cakap, lebih pandai, lebih hebat dalam memikat, memperdaya, menipu, menyelewengkan orang-orang yang tidak percaya kepada Kristus. Tidak heran, orang akan takjub melihat oknum yang demikian istimewa ini, lalu mengikutinya (ay. 8).

Penerapan:
Mengagung-agungkan seseorang di dalam gereja, berasal dari Babel agamawi. Berdoa dan menyembah patung atau lukisan apa pun juga berasal dari Babel agamawi. Melakukan tradisi keagamaan, praktek hari raya Kekristenan dengan segala segala perniknya (hal-hal yang tidak ada di Alkitab maupun di zaman rasul-rasul) juga adalah bagian dari Babel agamawi. Kita perlu banyak terang Tuhan dalam hal ini.

Pokok Doa:
Ya Tuhan, jagalah aku dari berbagai angin pengajaran yang menyesatkan. Oh Tuhan, buatlah aku rajin membaca firman-Mu hingga aku mengerti apa kehendak-Mu. Bukalah pikiranku agar mengerti Alkitab. Tuhan Yesus, buatlah aku peka dan bersihkan aku dari semua unsur Babel agamawi.

No comments: