Hitstat

05 May 2006

Kejadian Volume 1 - Minggu 3 Jumat

Munculnya Makhluk-Makhluk Hidup Di Dalam Air Dan Di Udara (1)
Kejadian 1:20
“Berfirmanlah Allah: ‘Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala.’”

Bentuk luar ikan dan burung tentu berbeda. Namun prinsip hayat batininya sama. Ikan di air menunjukkan ada hayat di dalam air. Burung-burung di bumi menunjukkan ada hayat di bumi. Awalnya, air dan bumi mati dan tanpa hayat, tetapi Allah mampu menciptakan makhluk hidup, walaupun bentuknya berbeda-beda, dan menempatkannya di sana. Air tidak dapat menghasilkan ikan, bumi pun tidak dapat menghasilkan burung. Ikan dan burung diciptakan Allah dan ditempatkan di air dan di bumi. Allah-lah sumber hayat.
Ikan laut tinggal di dalam air asin. Lazimnya, di dalam air asin tidak bisa tumbuh apa-apa; air asin malah bisa membunuh hayat. Namun, ikan dapat hidup di dalam air asin. Airnya boleh asin, tetapi ikannya tak pernah asin; kecuali mereka mati. Hal ini sangat berarti.
Semua umat manusia, seluruh masyarakat, adalah seperti lautan air asin yang luas. Namun, orang Kristen masih dapat hidup. Kita dapat hidup, tinggal di dalam masyarakat yang seperti ini, dan tidak menjadi asin karenanya. Akan tetapi, begitu kita mati, kita akan menjadi asin. Ketika ikan masih hidup, garam sama sekali tidak berdaya terhadapnya, ia dapat hidup di dalam air asin. Sungguh ajaib! Kita, orang Kristen yang memiliki hayat Kristus, dapat hidup di tengah-tengah masyarakat yang gelap dan jahat ini. Haleluya! Kita dapat tidak terpengaruh sehingga menjadi asin karena kita memiliki hayat. Hayat ini dapat menyingkirkan segala unsur garam dari laut. Hayat ini dapat tetap hidup di dalam segala macam situasi yang mati. Di tengah-tengah lingkungan kematian, hayat ini tetap dapat hidup.

Munculnya Makhluk-Makhluk Hidup Di Dalam Air Dan Di Udara (2)
Kol. 3:1-4

Pekerjaan pada hari kelima melambangkan Tuhan Yesus sebagai Tuhan hayat. Hayat tidak dapat menciptakan dirinya sendiri. Setelah Tuhan Yesus bangkit dan terangkat, pekerjaan-Nya adalah menyalurkan hayat kepada anak-anak-Nya (1 Kor. 15:45), sehingga mereka boleh memiliki hayat-Nya dengan berkelimpahan (Yoh. 10:10b). Kenaikan-Nya, yang dilambangkan oleh pekerjaan pada hari keempat adalah untuk menjadi hayat bagi kaum beriman. Kita dapat melihat hal ini dalam Kolose 3:1-4: “Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamupun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.”
Hayat telah diberikan oleh Tuhan Yesus. Tuhan telah naik ke surga. Sasaran-Nya adalah kaum beriman-Nya mengekspresikan hayat-Nya dalam cara yang praktis sebelum Ia datang kembali. Tuhan Yesus mau kaum beriman-Nya mengerjakan ekspresi praktis dari hayat yang berasal dari kematian dan kebangkitan-Nya di atas bumi. Mereka telah menerima hayat melalui kematian dan kebangkitan Tuhan. Secara kedudukan, mereka telah memperoleh kedudukan surgawi. Apa yang kurang adalah suatu bentuk kehidupan di bumi yang mengekspresikan hayat Tuhan.
Tuhan Yesus hari ini sedang melatih kita, untuk bertumbuh ke tingkatan hayat yang lebih tinggi. Tuhan Yesus menghendaki kaum beriman-Nya mengekspresikan Dia dengan suatu bentuk kehidupan tertentu. Tuhan mendambakan kaum beriman-Nya, di mana pun mereka, mengekspresikan hayat-Nya melalui kehidupan mereka. Semua hayat yang diterima oleh kaum beriman dari Tuhan Yesus pada awalnya tidak ada bedanya. Namun, karena perbedaan karakter dan pengalaman kaum beriman, mereka mengekspresikan hayat Tuhan dengan cara yang berbeda. Kita dapat melihat hal ini dengan jelas dalam perumpamaan tentang penabur. Walau yang ditaburkan oleh penabur adalah benih dari jenis yang sama, walau hayat dalam benih itu sama, dan walau ladangnya subur, pada akhirnya, ada yang menghasilkan tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, dan ada yang seratus kali lipat. Setiap orang menerima hayat yang sama dari Tuhan. Namun ada ekspresi yang berbeda dari hayat ini.

Penerapan:
Untuk mengetahui apakah dunia telah mempengaruhi kita, perhatikanlah bagaimana kita berbicara. Perkataan kita seringkali tidak berbeda dengan orang dunia. Selain itu perhatikanlah bagaimana cara kita berpakaian. Saudara saudari, kita perlu bersandarkan hayat Tuhan yang di dalam kita untuk menanggulangi unsur-unsur dunia yang melekat pada cara hidup kita!

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, aku tidak mau menjadi orang Kristen mati yang diasinkan dan dikalahkan oleh dunia. Perbaharuilah pikiranku agar tidak menjadi serupa dengan dunia ini. Aku mau senantiasa dihidupkan oleh hayat-Mu.

No comments: