Hitstat

09 May 2006

Kejadian Volume 1 - Minggu 4 Selasa

Menurut Gambar Dan Rupa Allah
Kejadian 1:26
“Berfirmanlah Allah: ‘Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita.’”

Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. “Menurut gambar Allah” berarti manusia memiliki atribut dan kebajikan yang ada pada Allah, seperti kasih, terang, kekudusan, dan kebenaran, walaupun bukan realitasnya.
“Menurut rupa Allah” berarti manusia diciptakan bukan menurut jenis manusia, melainkan menurut jenis Allah. Kisah Para Rasul 17:28 mengatakan bahwa kita adalah “keturunan Allah”. Itulah sebabnya manusia dapat mengenal Allah dan bersekutu dengan-Nya.
Ketika Allah menciptakan manusia, Dia menciptakan manusia menurut gambar-Nya, menurut atribut dan kebajikan-Nya, agar manusia dapat mengekspresikan Allah melalui atribut dan kebajikan itu. Misalnya, Allah memiliki kasih, dan Allah juga mengasihi. Ketika Allah menciptakan manusia, Ia membuat manusia memiliki kasih dan dapat mengasihi. Namun, apa yang dimiliki manusia itu hanya merupakan gambaran dari atribut dan kebajikan Allah, bukan realitasnya. Karena itu, kita masih harus menerima diri Allah sendiri menjadi hayat dan isi kita, barulah Allah dengan segala atribut dan kebajikan-Nya dapat memenuhi kita hingga menjadi realitas kita. Itulah sebabnya Alkitab mengatakan bahwa kita adalah bejana-bejana untuk diisi Allah (Rm. 9:23; 2 Kor. 4:7). Kita hanyalah bejana tanah liat. Apa yang kita miliki secara alamiah tidak ada yang tepat, sebab semuanya kosong dan terbatas. Tanpa Allah menjadi isi kita, maka kerajinan, kerendahan hati, kesopanan, bahkan segala budi pekerti kita, yang kelihatannya bernilai di hadapan manusia, ternyata hanyalah kosong melompong di hadapan Allah.

Diserupakan Dengan Gambar-Nya
Rm. 9:21, 23; 2 Kor. 4:7; Yoh. 3:1-10; Fil. 2:5; Why. 21:11; Why 4:3; Why. 21:18a

Kaum saleh yang telah memiliki pengalaman kelahiran kembali, ketersa-liban bersama Kristus, kebangkitan bersama Kristus, menghasilkan buah, kenaikan, dan yang juga telah mengekspresikan semua tahap yang lebih maju ini dalam kehidupan rohani mereka (catatan: baca ulang semua tahap ini di minggu-minggu yang lalu), akan secara spontan mencapai tahap ini, yaitu sepenuhnya menjadi seperti Allah (dalam hayat dan sifat).
“Kristus…terbentuk di dalammu (TL.)” (Gal. 4:19) adalah tujuan rohani kaum saleh. Ketika kita disatukan dengan Kristus dalam segala sesuatu dan telah mengalami semua yang telah dirampungkan-Nya bagi kita, kita akan mampu mengalami “diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya” (2 Kor. 3:18).
“Karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya” (Kol. 3:9-10). “Yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama…supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu (roh pikiranmu - TL.), dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya” (Ef. 4:22-24).
Dalam pengalaman, kita seharusnya memiliki hidup “manusia baru” yang sepenuhnya seperti Allah. “Menanggalkan” dan “mengenakan” adalah tindakan-tindakan yang dimotori oleh tekad kita. Kita perlu melatih tekad untuk menolak perbuatan dari manusia lama dan memilih kebaruan dari manusia baru.
Pada poin ini, kita akan diperbarui dalam pikiran dan pengetahuan, dan akan memiliki gambar Allah secara penuh. Pikiran adalah medan peperangan rohani. Kita mungkin benar dan kudus dalam perbuatan dan hidup kita (Ef. 4:24), tetapi kita mungkin tidak memiliki pengalaman pikiran yang diperbarui. Pikiran adalah benteng yang paling kuat dari hayat Adam, adalah bagian yang paling tercemar oleh dosa. Jika pikiran diperbarui, gambar Allah dipulihkan.
Pemulihan yang seutuhnya dari gambar Allah masih di masa yang akan datang, yaitu pada saat kedatangan Tuhan Yesus kali kedua. “Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat, yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya” (Flp. 3:20-21). “Apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia” (1 Yoh. 3:2).

Penerapan:
Sebagai bejana-bejana Allah, kita perlu diisi dan dipenuhi oleh Dia setiap hari. Tanpa pengisian yang demikian, kita tidak lebih daripada bejana-bejana kosong yang sedikit pun tak berarti bagi Allah. Berilah Tuhan kesempatan lebih banyak mengisi kasih, kesabaran, kemurahan, kerendahan hati, kebaikan, kerajinan kita.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, betapa seringnya aku mengabaikan kesempatan untuk diisi oleh-Mu. Tuhan, saat ini aku terbuka kepada-Mu, isilah dan penuhilah aku dengan diri-Mu sendiri sehingga aku dapat memperhidupkan Engkau. Aku tidak mau menjadi bejana yang kosong, isilah dan penuhilah aku.

No comments: